Mohon tunggu...
Zaenal Abidin
Zaenal Abidin Mohon Tunggu... Freelancer - HMI CABANG SALATIGA

YAKIN USAHA SAMPAI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbahaya! Six Thinking Fallacy (Enam Kesesatan Berpikir)

4 Februari 2020   17:32 Diperbarui: 4 Februari 2020   17:39 3023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi via turkishnews.com

Tuhan memberikan akal sebagai alat manusia berpikir lurus sebagaimana fitrahnya dengan primordialnya, sebagai pembeda dengan jin, malaikat dan hewan. Akal menempatkan manusia kepada puncak ciptaan yaitu Ahsanu Taqwiim. Sebagai pemberian yang berharga dari Tuhan, sudah seyogyanya akal harus di manfaatkan dengan tujuan yang benar sesuai fitrah.

Ketidakmampuan sesorang dalam berpikir kritis bisa terjadi kepada siapapun dikarenakan beberapa faktor pendukungnya. Dalam aktivitasnya, kesalahan melakukan argumen yang tidak logis, akan mengantarkan pelaku kepada sesat berfikir. Kesalahan logika berarti kesesatan dalam menalar. Penulis menyampaikan enam kesesatan berpikir yang sering dilakukan oleh hampir setiap orang.

Pertama, Overgeneralization atau generalisasi berlebihan. Pengambilan kesimpulan secara luas hanya berdasarkan beberapa kejadian atau fakta saja. Kesesatan berfikir ini paling sering dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai pikiran pendek dan mudah tersentuh hatinya. Kasus dari kesesatan berfikir overgeneralization sangat sering dilakukan oleh keputusan yang cepat dan tanpa pertimbangan.

Saya kasih contoh, kakanda Z adalah buaya, kakanda H adalah playboy begitu juga kakanda R juga banyak ceweknya. Jadi semua kakanda adalah playboy atau pemain wanita. Berarti tidak ada harapan bahwa kakanda itu tulus, kakanda itu tidak playboy, tidak buaya. Nah ini adalah kesesatan berfikir, memberikan kesimpulan luas secara sepihak berdasarkan tiga kejadian saja.

Kedua, Circular Reasoning atau berputar-putar. Banyak orang terkenal dan pintar yang melakukan penalaran melingkar dengan menyadarinya. Kesesatan berpikir circular reasoning sering terjadi kepada setiap orang yang menjelaskan argumen secara berputara-putar. Seperti A yaitu B dan B yaitu C dan C yaitu A. Kesalahan berpikir seperti ini tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang logis.

Kasus dari circual reasoning ada beberapa contoh, Merokok menyebabkan kecanduan dan karena itu perokok dapat kecanduan, jika kecanduan maka setiap ada kesempatan digunakan untuk merokok. Contoh selanjutnya, IPK itu penting karena itu saya menganggapnya penting dan kemudahan bekerja karena IPK tinggi. Penjelasan dari Circular reasoning ini hanya berputar-putar pada premis sebelumnya atau yang pertama.

Ketiga, Slippery Slope atau kesimpulan dari A-Z. Argumen domino memiliki urutan peristiwa yang saling berkaitan dan masing-masing meyebabkan peristiwa yang sama dan menunggu kepada kejadian selanjutnya. Contoh Jika begadang maka kesiangan, jika kesiangan maka malas, jika malas maka miskin, jika miskin maka tidak bisa makan dan blaa blaa... kalau di simpulkan jika begadang maka tidak bisa makan. Ini adalah kesalahan berfikir.

Keempat, Straw man atau argumentasi orang-orang jerami. Memanipulasi pendapat lawan diskusi sehingga menjadi rapuh dan lemah. Memanipulasi argumen lawan bisa dikarenakan menjadi alat propaganda politik atau gagal paham dalam menyimpulkan argumen dari lawan bicara.

H mengatakan bahwa "saya membutuhkan uang banyak"  maka si R mengatakan "pasti mau dibuat karaoke" atau "pasti dibuat foya-foya" atau "mau dibuat berlibur". Kesimpulan yang di lakukan oleh R adalah sesat berfikir, membuat kesimpulan tanpa mendengarkan penjelasan dari H lebih lanjut. Akan tetapi maksud dari H adalah butuh uang banyak untuk di jadikan modal usahanya. 

Kelima, Ad Hominem atau menyerang argumen pribadi. Upaya menyerang kebenaran argumentasi dengan mengklaim negatif terhadap pribadi seseorang yang berargumentasi. Apapun argumen yang di keluarkan jika bertentangan dengan pribadinya maka tidak sesuai dan kebenarannya adalah salah. 

Contoh, Z mengatakan "Jangan pacaran, pacaran itu dosa", H menjawab "Ah, kamu aja pacaran kok." Kasus lain "Kamu jangan boros-boros" dan di jawab "Ah, kamu juga tukang foya-foya kok". Contoh tersebut adalah kesesatan berfikir dengan menghancurkan pribadi seseorang. Seolah perkataannya adalah munafik. Akan tetapi perkataan tersebut mengandung kebenaran. Kesesatan berpikir tersebut sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan kritik masukan dan cenderung merusak pribadi seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun