Mohon tunggu...
Zaenal Abidin
Zaenal Abidin Mohon Tunggu... Freelancer - HMI CABANG SALATIGA

YAKIN USAHA SAMPAI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stop Perpecahan !!! HMI Bukan Amoeba

19 Januari 2020   20:58 Diperbarui: 24 Januari 2020   12:47 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HMI sebagai organisasi mahasiswa yang tertua sudah seharusnya menjadikan contoh bagi para organisasi yang berdiri setelahnya, bukan hanya menampilkan kerusakan organisasi saja. 

Pasalnya adalah beberapa organisasi ekstra kampus yang masih eksis sampai sekarang para pendirinya mempunyai latar belakang aktivis yaitu HMI. Sebagai lembaga organisasi yang sudah berjasa terhadap berdirinya organisasi mahasiswa islam lain, harusnya HMI semakin memunculkan ide-ide cemerlang dalam menangkap kebutuhan zaman pada saat ini. 

Akan tetapi bukan seperti itu, melainkan perebutan kekuasaan sesama internal HMI yang membuat tubuh organisasi ini semakin terpecah belah layaknya amoba yang selalu membelah diri dalam pertumbuhannya. HMI bukan akan semakin hidup dan berkembang, malahan akan semakin dekat dengan ajal kematiannya. Sekali lagi HMI akan mati ketika terjadi perpecahan di tubuh HMI.

Kenapa perkembangan dan kemajuan  tidak berbanding lurus dengan pemikiran yang cemerlang kenapa yang terjadi justru perpecahan? Segala bentuk kerusakan bagi para pendiri HMI di berbagai zaman, sama sekali tidak diinginkan dan tak akan membenarkan  perpecahan terjadi. Sumbangsih pemikiran sangat berarti untuk kualitas kader HMI dihari esok. 

Sebagai roda penggerak generasi, kita berkewajiban memikirkan dan merawat pemikiran baru apa yang bisa diterapkan pada kebutuhan hidup sekarang. Adakah kebijaksanaan dari PB HMI yang bisa menyelesaikan tuntutan zaman modern yang sedang HMI hadapi?

Akhir-akhir ini HMI sedang merasakan sakit yang sangat luar biasa, yang mana kepala dari organisasi ini sedang mengalami gangguan jiwa. 

Dampak dari gangguan jiwa tersebut menjalar ke seluruh anggota tubuh HMI dan tubuh lain merasakan imbas dari gangguan jiwa tersebut. banyak cabang cabang di Indonesia yang membelah menjadi 2 bagian bahkan 3 bagian dibeberapa kota atau kabupaten. Bentuk kerusakan ini adalah imbas dari  perpecahan yang ada di tubuh Pengurus Besar HMI (PB HMI).

Cabang HMI lingkup nasional pun tidak hanya sedikit tertular oleh penyakit-penyakit haus kekuasaan. beberapa cabang terdapat dualisme atau ada dua surat keputusan pengurus, sehingga dengan adanya dua kepengurusan ini akan berdampak negatif kepada mayoritas kader HMI ataupun merusak nama baik HMI. Ini akibat perbuatan gila oleh kubu Arya dan kubu Saddam. Alangkah baiknya kedua kubu ini harus di islahkan, kalaupun masih ngotot dengan kepengurusannya lebih baik HMI tanpa PB HMI.

Bukannya mencari solusi bagaimana caranya untuk bersatu malahan hanya melontarkan sindiran-sindiran yang tidak jelas di sosial media. Saya kira orang-orang HMI adalah orang yang berintelek agamis, apalagi dalam tingkatan PB HMI dan HMI Cabang. 

Dalam Konsitusi HMI syarat untuk bisa menjadi pengurus di tingkat nasional ataupun tingkatan cabang, banyak kualifikasi yang harus dipenuhi persyaratannya. 

Akan tetapi di tatanan cabang masih banyak pengurus yang belum LK II dan di tingkatan PB HMI masih banyak pengurus yang belum mengikuti LK III. Adapun Pengurus yang sekarang duduk di tingkatan cabang ataupun di PB HMI adalah pengurus dari hasil konsensus pra konvercab ataupun pra kongres.

Tahun 2020 ini HMI akan melakukan kongres yang ke-31 baik kongresnya Saddam ataupun kongresnya Arya. Semuanya akan melaksanakan kongres, masing-masing di Palembang untuk Saddam dan di Jakarta untuk Arya. Apakah kalian tidak malu untuk tetap bersikukuh melaksanakan dua kongres? 

Apa kalian buta, melihat perpecahan-perpecahan di tingkat cabang? Tidak cukupkah ketika HMI pecah menjadi dua golongan yaitu MPO dan DIPO? apakah kalian mau mencidrai konstitusi HMI? apa kalian tidak melihat dampak apa yang akan di timbulkan akibat yang akan atau telah kalian lakukan wahai orang PB yang gila kekuasaan?

Saya selaku Instruktur merasa sangat berdosa terhadap kader baru, berdosa dalam melakukan training, recrutmen, pendoktrinan kader. Yang mana agar para kader selalu tunduk dan patuh terhadap AD/ART HMI, di mulai semenjak awal mereka mengikuti LK I sampai mereka dinyatakan lulus follow up, selalu di ajarkan untuk melaksanakan aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi HMI. 

Usaha yang saya lakukan terasa sia-sia tiada arti, ketika yang menginjak-injak amanah konstitusi adalah kalian para pengurus yang haus akan jabatan dan kekuasaan.

Sudahi konflik ini, bersatulah demi nama baik HMI. Jangan sampai kasus perpecahan akan merebak luas dan berdampak pada kelangsungan roda organisasi. Belum tentu Saddam yang benar ataupun Arya yang salah dan seballiknya, yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana cara menghadapi permasalahan-permasalahan internal yang belum kunjung selesai. 

Belum lagi kondisi yang terjadi di lingkup negara Indonesia yang muncul kebijakan-kebijakan yang tidak pro dengan rakyat. Bersatu dan responlah kebijakan-kebijakan pemerintah yang semakin hari semakin membuat rakyat atau masyarakat menderita.

Kembalikan lagi arti HMI yang sesungguhnya, arti yang di berikan oleh panglima jendral sudirman bahwa HMI bukan hanya sebatas "Himpunan Mahasiswa Islam" akan tetapi HMI adalah "Harapan Masyarakat Indonesia. Kanda, Yunda, dan Abang Senior kami mohon BERSATULAH...!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun