Mohon tunggu...
Zanahara Cahaya
Zanahara Cahaya Mohon Tunggu... lainnya -

sedang belajar menulis, pengembara yang suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Catatan

1 Malaysia

12 November 2013   20:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:15 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika mendengar kata Malaysia? Ada yang berpikiran Negeri Jiran ada pula yang berpikir negara yang sering "mencuri" kekayaan budaya Indonesia. Sebagai orang yang sudah 5 bulan tinggal di Malaysia, Negeri bagian Sabah tepatnya, ijinkan saya sedikit bercerita tentang Malaysia, menurut pandangan saya. Di Malaysia, warganya mendapat kartu identitas berupa IC (Identity Card) atau My Kad. Orang-orang ber-IC ini dari bayi sampai manula mendapat perlakuan yang sangat baik dari kerajaan. Wanita hamil berIC boleh periksa kehamilan dan persalinan dengan harga yang terjangkau, anak-anak berIC otomatis sekolah di sekolah kerajaan, orang kurang upaya (OKU/ orang cacat) mendapat santunan setiap bulan, serta para manula yang sudah tidak bekerja juga mendapat uang pensiun. Inilah beberapa alasan banyak pekerja Indonesia yang sudah lama menetap di Malaysia berusaha mendapatkan IC untuk dirinya sendiri atau anak-anaknya. Harga-harga kebutuhan pokok benar-benar dikawal oleh kerajaan. Beras, gula, minyak goreng, telur dan lain-lain itu harganya sama di semua tempat. Ada pun selisih hanya sedikittt. Bahkan di kantong berasnya dicantumkan harganya. Memang disini banyak barang yang mencantumkan harganya. Saya pun disini mendapat kemudahan karena harga-harga kebutuhan pokok itu kebanyakan mendapat subsidi dari kerajaan. Pelajar di Malaysia ini sangat tertib, kompak dan seragam sekali. Jika di Indonesia saya bisa melihat pelajar dengan berbagai macam model sepatu yang warnanya hitam, di sini saya melihat model-model sepatu yang hampir seragam dengan warna hitam atau putih. Memang pelajar Malaysia boleh mengenakan sepatu hitam atau putih. Urusan seragam, tidak main-main karena semua pelajar putri memakai baju kurung. Untuk yang non muslimah tidak memakai jilbab. Tidak ada cerita pelajar yang bajunya ketat atau rok yang pendek. Pelajar putri non muslim tadi sewaktu sekolah jika rambutnya panjang harus diikat 1, Tidak boleh digerai macam iklan shampo :). Pelajar putra dari TADIKA/ Taman Kanak-kanak memakai celana panjang dan kemeja lengan pendek. Semua laki-laki seragamnya dimasukkan rapi. Urusan kuku tangan yang panjang juga berbuah hukuman. Semua guru dan murid baik laki-laki maupun perempuan berkuku pendek. Untuk sarana transportasi, di Malaysia semua kendaaraan roda 4 kacanya terang. Orang yang berada di dalam mobil bisa dilihat dari luar. Tidak ada kaca yang film yang gelap berapa pun mahal harga mobilnya. Helm pun begitu sehingga saat berkendara di siang hari saya merasa silau karena terbiasa memakai kaca helm yang gelap di Indonesia. Urusan makanan, karena mayoritas penduduknya muslim, kehalalan makanan diutamakan. Semua makanan kemasan ada label halalnya. Warung makan menegah dan besar pun tersertifikasi dan dipasang di dinding. Pembeli bisa tau masuk peringkat warung. Untuk gaya berpakaian, muslimah berkerudung simple. Belum pernah saya temukan model kerudung ala hijabers yang ngehits seperti di tanah air :). Pernah lihat dandanan pengantin di televisi dan mempelai wanitanya berkerudung sederhana, hanya bahan kerudungnya yang diberi manik-manik atau hiasan kristal. Nah? kenapa judul tulisan saya ini 1 Malaysia? Dari wikipedia, 1Malaysia (pronounced One Malaysia in English and Satu Malaysia in Malay) is an on-going programme designed by Malaysian Prime Minister Najib Tun Razak on 16 September 2010, calling for the cabinet, government agencies, and civil servants to more strongly emphasise ethnic harmony, national unity, and efficient governance. Yang telah meluas dengan simbol angka 1 yang di dalamnya ada bendera Malaysia. Efektif sekali karena banyak tempat diberi simbol itu. Kemasan-kemasan barang pokok, buku sekolah anak-anak, celana olahraga, baju seragam, stiker ditempel di mobil. Sungguh dimana-mana mata saya melihat simbol itu. Di televisi pun banyak iklan layanan masyarakat dengan simbol 1 Malaysia. Oh iya, di TV1 (macam TVRI) banyak iklan tentang pentingnya senyum, iklan penggurangan gula dalam minuman, iklan anti rasuah(suap) dan iklan mengajak olahraga. Kadang saya senyum-senyum sendiri menontonnya. Karena tidak pasang TV berlangganan, di rumah hanya ada 2 stasiun TV gratis yaitu TV 1 dan TV 2. Jadi di negeri asalnya ini saya tidak bisa menonton Upin Ipin malaha ;(. Oke inilah pandangan saya. Saya memang suka dengan penduduknya yang tertib, menjaga kebersihan dan lain-lainnya. Kagum juga dengan polis nya yang sangat ketat. Pelanggar aturan lalin akan benar-benar disenda mahal, serta kagum dengan pemerintahnya. Namun bukan berarti kekaguman ini memotivasi saya untuk membuat IC :), semoga Indonesia pun segera dapat mencapai kemajuan seperti Malaysia #duh..kok nggak nyambung. Oke sekian, disini sudah jam 9 malam. Selamat malam.... Pssst!! Untuk urusan kreatif, orang Indonesia masih juaranya :)) [caption id="attachment_301347" align="alignleft" width="100" caption="Logo 1 Malaysia"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun