Mohon tunggu...
Zamzami Tanjung
Zamzami Tanjung Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dibayang Jam Gadang Part-6

29 Januari 2016   21:40 Diperbarui: 29 Januari 2016   21:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Gambar : www.indonesiakaya.com

 

Senja adalah bentuk kehangatan dan kerinduan dalam imaji kebanyakan perempuan. Menatap senja, menatap cinta. Mencium senja, mencium cinta. Senja adalah perhiasan abadi karena taburan kuning keemasan dilangit sana, beruntung jika senja dihiasi intan permata berbentuk kejora, maka sempurnalah senja itu. Senja begitu berarti bagi wanita sehingga banyak yang mabuk terbuai dalam kerinduan ketika senja.

Senja cerah, angin yang bertiup yang tadinya hangat berubah tiba-tiba menjadi dingin. Bibirnya yang bulat indah itu kecut menggigil. Berharap pelukan berharap kehangatan dari seorang laki-laki yang diidamkan tapi tak diidamkan. Namun harapan tinggal harapan, pelukan kehangatan sebenarnya adalah harapan untuk mengusir sergapan dingin, pelukan hangat bisa mengusir sepi dengan datangnya tabuhan perkusi indah, hanya bagi mereka yang merasakan.

Si perempuan rindu akan pelukan, si laki-laki asyik dengan emosi, maka bisa dipastikan pelukan tidak akan terjadi.

Pesona Jam Gadang di depan sana tidak memberikan rindu yang diinginkan si perempuan itu. Pesona Jam Gadang di depan sana juga tidak bisa meluluhkan emosi yang dimainkan si laki-laki itu. Bagaikan sebuah drama antara si laki-laki dan si perempuan ditengah arena bernama taman Jam Gadang yang penontong setianya hanya Jam Gadang seorang. Sementara itu kebanyakan orang yang berada di arena yang sama tidak mau menonton karena asyik dengan diri mereka masing-masing.

Si laki-laki marah karena si perempuan banyak tingkah dan banyak harapan. Sebenarnya harapan dari seorang perempuan kepada seorang laki-laki yang dicintainya adalah hal yang sangat wajar. Karena ketika cinta menyentuh rasa seorang perempuan pada seorang laki-laki maka disaat itu si perempuan memandang seorang laki-laki sebagai dewa penyelamat atau seorang pangeran berkuda putih yang datang untuk menyelamatkan sang perempuan dari penjara derita. Sebenarnya penjara derita itu adalah angan dan ingin semata, kalau sudah overdosis, angan dan ingin itu bahkan adalah khayalan seperti dalam negeri-negeri dongeng.

Si laki-laki merasa keberatan untuk terus mendongeng dan mengapungkan harapan si perempuan. Baginya sudah saatnya si perempuan sadar bahwa kita berada di alam nyata bukan alam mimpi apalagi alam khayalan. Sesuatu harus dicapai dengan prosesnya. Proses yang dilalui akan sangat berat karena butuh pengorbanan. Dalam ajaran agama saja digambarkan bahwa untuk mencapai sorga (Kebahagiaan) seseorang diwajibkan untuk terlebih dahulu melewati jembatan sirathal mustaqim, sebuah jembatan yang digambarkan sebagai jembatan yang sangat tipis. Perumpamaan tipisnya jembatan itu seperti sehelai rambut dibelah tujuh dan jembatan itu sangat tajam. Sementara dibawah sana ada neraka (penderitaan). Jika orang tersebut ingin mencapai bahagia (sorga), maka dia harus melalui jalan diatas penderitaan (neraka). Seseorang yang tidak melangkah maka dia tidak akan mencapai bahagianya. Jikapun harus melangkah haruslah berhati-hati karena bisa bisa jalan diatas penderitaan tersebut bisa menjerumuskan manusia itu kejurang penderitaan tersebut. Maka, Proses tersebut akan setimpal dengan hasil yang akan didapatkan kemudian.

Si perempuan itu memaksakan diri untuk mengerti akan arti dunia nyata yang disebutkan oleh si laki-laki itu. Dengan penuh harap dibumbui suara manja yang telah mulai berat pertanda sebentar lagi hujan akan turun tepat dibawah kelompak mata pingpong yang indah itu.

Sebuah sentuhan si perempuan yang halus di dada si laki-laki seperti memainkan sebuah magis sentuhan seorang perempuan yang biasanya bisa meredakan api yang berkobar ganas sekalipun. Sentuhan tulus yang akan menumbangkan gunung atau yang meredakan topan.

Walau selalu menjadi penonton setia akan kisah cinta si laki-laki dengan si perempuan itu, Jam Gadang tidak pernah memberikan tepuk tangan atas kesuksesan drama yang sedang diperankan. Dia terlalu angkuh untuk memberikan sekedar tepuk tangan penyemangat agar drama terus berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun