Mohon tunggu...
Uda Zami
Uda Zami Mohon Tunggu... -

- Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) \r\n- Backpacker \r\n- Blogger\r\n- Makaner (tukang makan wkwkwk)\r\n\r\nSuka belajar dari apapun dan siapapun\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bunga untuk Ibu

28 September 2011   16:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah seorang sahabat di Twitter me-reply twit saya mengenai perbedaan “Kembang” dan “Bunga”. Begini bunyi balasannya “u have2get direct experience bout flower,eh?Give flower2some1 who u love(ex:Mom),u'll know.She'll call it "bunga" or "kembang".Menarik, dari apa yang saya pahami dari reply tersebut ,  ‘kembang’ dan ‘bunga’ memiliki perbedaan rasa dalam penyebutannya.Dan terus terang , ia benar tentang saya yang –never get a direct experience about flower-.Dan kayaknya ide tentang “Give flower to someone who you love” bisa dipraktekkan tuh ^_^.Lumayan buat pengalaman.

Tentang bunga dan pengalamannya, saya ingin share sebuah kisah yang lumayan menyentuh saya.Semoga bermanfaat.Jangan lupa cendolnya gan *upsss kayak bikin trit di kaskus aja

***

Pagi itu seorang pria bergegas berjalan keluar dari kampusnya.Ia kelihatan tergesa-gesa sekali seolah ada hal penting sedang diburunya.Ia terus mempercepat ayunan langkah kakinya, lalu mulai menyusuri jalan hingga akhirnya berhenti di sebuah toko bunga di dekat stasiun.Hari ini adalah hari ulang tahun ibunya dan ia ingin untuk mempersembahkan rangkaian bunga mawar segar untuk ibunya di kampung yang kebetulan sangat menyukai bunga.Sudah lebih dari 2 tahun ia tak berjumpa dengan ibunya.Kesibukan di kampus dan kerjanya membuat ia tak memiliki waktu untuk bertemu ibunya.

Namun di depan toko , ia melihat seorang wanita yang memandangi rangkaian bunga di etalase dengan pandangan yang lesu putus asa.Matanya terlihat berkaca-kaca seolah sedang menahan tangisannya. Pria itu lalu mendekati wanita tersebut.Ternyata wanita itu adalah adik tingkatnya di kuliah.Pria itu lalu memberanikan diri bertanya “ada apa dengan mu ? kenapa dengan bunga itu ?”

“Saya ingin sekali membeli salah satu rangkaian bunga itu untuk ibu saya , Kak” jawabnya pelan , “Seumur hidup , saya belum pernah memberikan bunga seindah itu untuk ibu saya”.

“Kenapa kamu tidak beli saja ? bunga yang ini bagus kok” ujar pria itu sambil turut memperhatikan salah satu rangkaian bunga yang terpajang.

“Uang saya tidak cukup”

Sang pria berpikir sejenak.Ia hanya punya uang yang cukup untuk membelikan satu rangkaian bunga saja buat hari ulang tahun ibunya.Namun ia tak tega melihat tatapan sayu wanita itu ketika melihat rangkaian bunga tersebut.Setelah perdebatan panjang terjadi dalam hatinya , ia pun mengikhlaskan uang miliknya untuk wanita tersebut.Pikirnya wanita tersebut memiliki keinginan yang lebih kuat darinya untuk memberikan rangkaian bunga itu buat ibunya.”Mungkin saya akan coba meminjam ke teman kuliah nanti” ujar pria itu dalam hati.

Pria itu lalu berkata kepada si wanita sambil tersenyum “Ya sudah , kamu pilih saja salah satu bunga yang paling bagus , biar saya yang membayarnya”

Akhirnya , wanita tersebut masuk ke toko bunga dan memilih salah satu rangkaian bunga mawar yang indah di etalase.Lalu ditemani pria itu ,ia berjalan ke kasir membayar bunga tersebut.Pria itu lalu menawarkan dirinya untuk menemani si wanita  mengantarkan bunga untuk ibunya “Yah paling tidak saya akan melihat ekspressi kecintaan seorang anak pada ibunya yang saat ini juga saya rasakan” ucapnya pada wanita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun