Amr itu susah difahami karena fisik kita tidak cukup untuk memahami amr.Â
Lha caranya memahami itu bagaimana? kalau sudah waktunya pasti ya paham, kalau belum waktunya paham jangan dipaksa (gitu aja kok repot. . hehe). Gimana maksutnya? Ya mati.
Contoh yang gampang misalkan ada orang tua menganggap uang itu penting karena untuk membayar sekolah anak-anak mereka dan jika tidak bayar maka anak mereka akan dikeluarkan dari sekolah, itu kan masalah.
Terus di Lauhul Mahfudz, si orang tua tersebut ditakdirkan mati.Â
Dia tahu bahwa kalau Allah menganggap sholih/sholihah bukan dari sekolah tapi Allah melihat itu dari sholatnya.
Udah orang tua tersebut mati beneran, tahu bahwa anak-anaknya ditulis menjadi ahli surga gara-gara sholat lima waktu, tidak ada syarat sekolah atau enggak.
Terus orang tua tersebut menyimpulkan 'ternyata sekolah itu tidak penting'Â
Tapi jangan diyakini, itu sekedar cerita buat mencontohkan tadi.
Nah dalam konteks ini manusia sekarang bodoh, pintarnya kelak (setelah mati di dunia).
Itu ketentuan Tuhan:
"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini. Maka kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam" (Q.S. Qaaf: 22).