Liverpool akan mulai mencoba meraih tiket final Liga Champions ketiga kalinya berturut-turut pada Rabu dini hari nanti ketika bertandang ke markas Napoli.
Namun perlu dicatat bahwa, Liverpool hampir saja disingkirkan Napoli pada babak penyisihan grup musim lalu andai kala itu Napoli berhasil mengalahkan Liverpool dengan skor 2-0. Saat itu, kemenangan Napoli atas Liverpool 1-0 tidak mampu membuat Napoli menyalip posisi Liverpool pada klasemen akhir grup akibat selisih gol.
Kini, juara Liga Champions 2019 dan runner up tahun 2018 ini tentu akan sangat berharap untuk melaju ke partai final pada 30 Mei 2020 yang diselenggarakan di Istanbul, sebuah kota yang menjadi saksi malam terhebat dalam sejarah Liverpool ketika berhasil mengalahkan AC Milan 14 tahun silam.
Namun, siapapun tahu bahwa untuk mempertahankan gelar Liga Champions sangatlah tidak mudah, termasuk bagi Liverpool, bahkan mungkin dengan harus kembali mengorbankan gelar Liga Premier musim ini.
Pertama, sebelum Real Madrid bersama Zinadine Zidane meraih tiga gelar Liga Champions beruntun sejak 2016 hingga 2018, tidak ada satupun klub yang berhasil mempertahankan gelar tersebut sejak AC Milan pada tahun 1989 dan 1990. Bahkan klub sebesar Barcelona yang bersinar bersama Guardiola tidak mampu melakukannya.
Sejak Liga Champions bergulir pada tahun 1956 dengan format Piala Champions, terdapat 11 tim yang pernah mencapai final secara beruntun dengan Real Madrid sebagai pengoleksi gelar beruntun terbanyak dengan 5 gelar.
Dan dari 11 tim tersebut hanya Valencia yang berhasil melaju ke partai final dua musim beruntun tanpa sekalipun keluar sebagai juara.
Kedua, sejak Liga Champions bergulir tahun 1992, hanya satu kali terjadi, sang juara bertahan Liga Champions musim sebelumnya tersingkir pada babak penyisihan grup, yaitu Chelsea pada tahun 2012.
Tetapi dalam 10 tahun terakhir, finalis Liga Champions musim sebelumnya telah mencapai delapan besar sebanyak enam kesempatan, kalah di semifinal lima kali dan memenangkan trofi sebanyak empat kali.
Ketiga, untuk Liga Premier, Liverpool sendiri terakhir juara pada tahun 1990 dan kesempatan itu terbuka lebar pada musim ini dengan Liverpool menyapu bersih 5 kemenangan dari 5 laga awal dan berada dipuncak klasemen dengan unggul 5 poin dari Manchester City.
Namun fokus Liverpool tentu bukan saja pada Liga Champions maupun Liga Premier, masih ada dua kompetisi lain yaitu Piala FA dan Piala Liga. Jadi tentulah harus ada yang dikorbankan.
Beruntungnya Liverpool, dari jadwal pertandingan yang ada, selepas pertandingan Liga Champions pada midweek, Liverpool akan bermain dikandang sebanyak 5 kali dan hanya 1 kali bermain tandang, yaitu ketika bertandang ke Stamford Brigde menghadapi Chelsea.
Berbeda dengan saingan beratnya di Liga Premier, Manchester City, yang harus menjalani 6 laga tandang selepas bermain dipenyisihan grup Liga Champions.
Tentu peluang Liverpool untuk menjuarai Liga Premier sekaligus mencoba mempertahankan gelar Liga Champions musim ini sangatlah besar. Hanya tinggal bagaimana Jurgen Klopp untuk merotasi para pemainnya agar tetap bugar dan fokus pada setiap pertandingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H