Ke-13 pemain tersebut yaitu Lautaro Martinez (Argentina), Everton, Coutinho dan Firminho (Brazil), Alexis Sanchez dan Eduardo Vargas (Chile), Duvan Zapata (Kolombia), Koji Miyoshi (jepang), Edison Flores dan Paolo Guerrero (Peru), Edinson Cavani dan Luis Suarez (Uruguay) serta Darwin Machis (Venezuela).
Selain pemain-pemain tersebut masih ada pemain lain yang dapat menyusul dalam perebutan gelar top skor seperti Sergio Aguero, Giovani Lo Celso dan Lionel Messi (Argentina), Gabriel Jesus, Casemiro, Dani Laves dan Willian (Brazil), Jose Pedro Fuenzalida dan Erick Pulgar (Chile) serta Jefferson Farfan dan Yoshimar Yotun (Peru) yang masing-masing sudah mencetak 1 gol sepanjang turnamen.
Jika dilihat dari nama-nama diatas, para pencetak gol ini lebih banyak didominasi oleh pemain tengah. Sedangkan para penyerang yang termasuk dalam rombongan ini hanya Lautaro Martinez, Firminho, Edinson Cavani, Luis Suarez, Paolo Guerrero, Duvan Zapata, Sergio Aguero dan Gabriel Jesus.
Para penyerang ini seperti kesulitan mencetak gol karena gaya permainan yang digunakan oleh tim-tim yang ada lebih banyak menumpuk pemain didaerah pertahanan ketika diserang sehingga para penyerang ini lebih dimanfaatkan untuk membuka ruang bagi para pemain lain untuk maju kedepan.
Meskipun begitu, peluang terbesar untuk menjadi top skor berada pada para pemain Brazil , Argentina, Peru dan Chile yang masih akan memainkan laga terakhirnya.
Namun dengan Brazil dan Peru yang pasti tetap akan menurunkan tim terbaiknya pada laga final, sedangkan Argentina dan Chile kemungkinan akan menurunkan lebih banyak pemain lapis kedua, sepertinya gelar individu yang satu ini akan dimiliki oleh pemain Brazil atau Peru jika berhasil mencetak gol dalam waktu normal.
Namun jika gagal, setidaknya kita bisa melihat 13 pemain yang berbagi gelar yang top skor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H