Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Real Madrid Menuju Los Galacticos Jilid III, Antara Hantu FFP dan Intrik Zidane-Perez

13 Juni 2019   10:29 Diperbarui: 13 Juni 2019   10:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak pemain Madrid yang menolak untuk dijual, siapa juga yang mau meninggalkan klub terbaik di dunia. Bahkan Bale yang secara terang-terangan ditinggalkan Zidane pada beberapa pertandingan terakhir musim 2018/19 pun masih berharap untuk terus bermain bagi Madrid, meskipun pada akhirnya hanya akan lebih banyak menghiasi bangku cadangan (baca : revolusi Madrid dan populernya ungkapan saya ingin bermain disini Madrid).

Dan jika hingga akhir bursa transfer Madrid tidak mampu menyeimbangkan neraca keuangan dengan menjual para pemain tersebut, bukan tidak mungkin hukuman FFP ini akan menimpa Madrid.

Intrik Zidane-Perez

Selain menjual pemain yang tidak dibutuhkan, Zidane juga berharap melepas beberapa pemain dengan status pinjaman ke klub lain untuk mendapatkan jam bermain yang lebih. Salah satu pemain yang ingin dipinjamkan Zidane ke klub lain yaitu Vinicius Junior.

Namun wacana ini ditentang oleh Florentino Perez selaku presiden klub. Perez ingin Vinicius menjadi bagian dari tim inti Madrid musim depan meskipun harus bersaing dengan Benzema, Hazard dan Jovic, belum lagi masih ada Marco Asensio dan Lucas Vazquez yang lebih sering dimainkan oleh Zidane.

Belum lagi keputusan Perez untuk memulangkan kembali Andrii Lunin untuk menjadi kiper nomor dua Madrid yang ditentang Zidane dengan anaknya, Luca Zidane, diprioritaskan menjadi pengganti Keylor Navas.

Bagi Perez sendiri, tidak ada pemain yang lebih besar dari Madrid, begitu juga dengan tidak ada pelatih yang lebih besar dari Madrid. Selama Perez masih berkuasa, selama itu pula campur tangan terhadap kebijakan klub akan selalu mendapat intervensi. Satu hal yang dilanggar oleh Perez sewaktu kembali menunjuk Zidane untuk membesut Madrid kedua kalinya, yaitu diberikan kebebasan yang lebih untuk mengurus transfer dan tim. Zidane  jelas kebakaran jenggot, dan tidak mustahil pada akhirnya Zidane kembali memilih untuk hengkang daripada alih-alih memimpin Madrid dengan proyek los galacticos jilid tiganya.

Namun akankah drama ini berakhir happy ending?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun