Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Liga Premier Inggris dan Dilema Sepak Bola Modern

25 Mei 2019   09:25 Diperbarui: 25 Mei 2019   15:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abramovich & Sheikh Mansour (sumber : football.london)

Hal yang sama terjadi juga pada Liverpool. The Reds dilarang untuk merekrut pemain usia muda untuk memperkuat akademinya setelah melanggar kesepakatan untuk menanggung seluruh biaya hidup para pemain mudanya yang berusia 12 tahun. 

Liverpool juga memiliki kesepakatan dengan Standard Chartered sebagai sponsor utama dengan nilai 160 juta pound, sedangkan Standard Chartered sendiri harus membayar denda sebesar 690 juta pound akibat praktik keuangan ilegal. Sumber dana yang secara moral meragukan.

Southampton, Bournemouth dan Tottenham dilihat sebagai klub dengan keuangan yang sehat, tetapi perusahaan afiliasi mereka tercatat di Bahama dan Kepulauan Virgin yang merupakan surga bagi pengemplang pajak. Apakah ini juga berarti adanya indikasi praktik keuangan ilegal?

Leicester City yang secara terang-terangan memasang banner di Stadion King Power untuk memberikan ucapan selamat dan dukungan kepada Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun, tokoh yang berulang kali dikritik karena memenjarakan orang-orang yang mempertanyakan kepemimpinannya serta beberapa kejadian dimasa lalu yang dianggap melanggar HAM.

Sementara Chelsea dengan Roman Abramovich yang memiliki hubungan dekat dengan Vladimir Putin dianggap melakukan praktik ilegal untuk mendapatkan kekayaannya. Sedangkan Sheffield United yang baru promosi ke Liga Premier mendapatkan tuduhan menerima unag dari keluarga Bin Laden sebesar 3 juta pound.

Bukan ingin mendiskreditkan, namun dengan hal-hal tadi bukan tidak mungkin bahwa Liga Premier bisa berjalan karena didukung oleh tindakan atau praktik-praktik keuangan yang ilegal.

Memang tidak pada tempatnya meminta para fans bertanggung jawab secara moral terhadap hasil akhir dari sesuatu yang merekapun tidak berdaya untuk menghentikan.

Sebagai fans harusnya dengan tegas memisahkan antara mendukung klub atau mendukung sang pemilik. Namun beberapa fans sudah melampaui batas itu seperti para fans Manchester City yang alih-alih membela klunya, mereka juga membela Sheikh Mansour dari kesalahan dalam politik maupun hak asasi manusia.

Terlepas dari meluasnya komersialisasi sepakbola, para fans tetaplah orang yang loyal pada satu klub. Mereka sudah mendukung klub kesayangannya jauh sebelum pemilik yang baru datang dan akan tetap bertahan walaupun pemiliknya berganti. Loyalitas yang terbentuk secara turun-temurun tidak akan mudah dipatahkan oleh tindakan mereka yang bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun