Para pemain Manchester United sepertinya lebih memilih ditangani seorang caretaker atau pelatih sementara dibandingkan dengan seorang pelatih permanen. Lihat saja performa United semenjak lepas dari Sir Alex, mulai dari era David Moyes, Louis Van Gaal sampai dengan Jose Mourinho, performa pemain United sangat angin-anginan, sangat tidak stabil.
Saat United memecat Moyes dan menunjuk Giggs sebagai pelatih sementara dalam empat pertandingan, United menang dua kali, sekali imbang dan sekali kalah.
Begitu pula Ole Gunnar Solskjaer, dalam waktu yang relatif singkat Solskjaer membawa Manchester United dari kejayaan ke titik terendah, mengakhiri musim di posisi keenam klasemen dan dipastikan gagal lolos ke Liga Champions musim depan. Keadaan ini sangat kontras dengan suasana di Old Trafford pada pergantian tahun kemarin.
Eks pemain United asal Norwegia itu, memimpin Setan Merah dalam 12 laga tak terkalahkan sejak bulan Desember 2018 setelah ditunjuk sebagai pelatih sementara United pasca lengsernya Mourinho.
Tetapi pada sembilan pertandingan terakhir di Liga Premier, United hanya meraih dua kemenangan dan dua hasil seri, sementara lima pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan. Hasil ini menempatakan United diurutan enam dengan 32 poin tertinggal dibawah juara Liga Premier musim ini, 'tetangga berisik' Manchester City.
Dan yang mengherankan, mulai merosotnya performa United bertepatan dengan diangkatnya Solskjaer sebagai pelatih permanen Setan Merah dengan kontrak tiga tahun.
Aneh memang. Tapi dari pernyataan dari Solskjaer beberapa bulan lalu bahwa sikap dari para pemain Manchester United yang buruk, tidak memiliki rasa hormat kepada klub, tim dan fans. Jelas yang disalahkan adalah para pemain.
Hal yang sama yang dikritisi oleh Jose Mourinho sebelum dipecat oleh United.
Pelatih asal Norwegia itu sendiri sebelum diangkat sebagai pelatih tetap telah menampilkan kinerja yang luar biasa dengan mengantarkan United memenangkan 14 pertandingan dengan persentase kemenangan 73,7% dari 19 pertandingan mereka di semua kompetisi dan mencetak 40 gol dari 244 tembakan 16,4%.
Namun sejak menandatangani kontrak permanen, persentase kemenangan United turun menjadi hanya 20% dan rasio mencetak gol hanya 5,2% atau hanya tujuh gol dari 134 tembakan.