Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemberian Gadget bagi Anak dan Sikap Pembiaran Orangtua

30 April 2019   14:43 Diperbarui: 30 April 2019   15:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat mudah saat ini menemukan anak-anak kecil yang asyik bermain dengan gadgetnya baik bermain sendirian maupun secara berkelompok dan tanpa pengawasan orang tua.

Terabaikannya aktivitas anak-anak dengan gadgetnya biasanya lebih banyak disebabkan oleh pembiaran dari orang tuanya.

Bisa diambil sebagai contoh, pada saat datang menghadiri suatu acara resepsi atau jamuan yang mungkin membosankan bagi anak-anak, agar anak tersebut tidak menjadi rewel maka dengan mudah orang tuanya memberikan gadget sehingga tidak membuat kegaduhan, hanya sekedar untuk menonton atau untuk memainkan game.

Pembiaran-pembiaran seperti ini akan berefek kedalam rutinitas sehari-hari. Jika sang anak sudah mulai merasa bosan dengan mainan-mainan konvensional atau bosan menonton, maka jadilah mereka menangis atau merengek untuk sekedar membuat orang tuanya mau memberikan gadget. Setali tiga uang, orang tua yang tidak ingin terganggu lebih cenderung memberikan gadget kepada anaknya.

Adapula orang tua yang memang dengan sengaja membelikan gawai kepada anaknya sebagai hadiah maupun untuk sekedar pamer bahwa anaknya pun memiliki gawai sendiri.

Pemberian gawai kepada anak-anak, dan pembiaran sang anak memainkan gawai tanpa pengawasan dan dalam waktu yang lama, akan berakibat kepada sang anak sendiri baik secara psikis maupun fisik.

Secara fisik misalnya, anak menjadi mudah lelah karena kurang bergerak dan kerusakan pada jaringan mata (penglihatan). Sedangkan secara Psikis, sang anak bisa jadi sulit bersosialisasi.

Di sinilah tidak hanya peran dari orang tua saja yang dibutuhkan, tapi juga dibutuhkan peran dari pemerintah. Peran pemerintah di sini yaitu dengan membangun taman-taman bermain untuk anak-anak. 

Dari Penelitian dalam Journal of Pediatrics menyebutkan bahwa, anak yang aktif bergerak akan membuat mereka lebih pintar di sekolah. Di dalam penelitiannya, Dr Rauner membandingkan banyaknya aktivitas fisik anak dan nilai mata pelajaran mereka di sekolah. Dari situ, hasil penelitian membuktikan kalau anak yang aktif bergerak 2,4 kali lebih besar mendapatkan nilai bagus pada pelajaran matematika dan tes membaca.

Membiarkan anak-anak beraktivitas di luar ruangan tentu lebih menyehatkan dibandingkan dengan membiarkan anak-anak bermain dengan gawai. Sebagai orang tua yang bijak, membiarkan seorang anak rewel lebih baik daripada memberikannya gawai hanya untuk sekedar bermain atau menonton.

Sekarang tinggal pilihan kita, sebagai orang tua tentunya, dalam menentukan pola perkembangan sang anak dan #menjagakesehatanmataanak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun