Jangan heran jika di bagian timur negara kita tersimpan begitu banyak kekayaan, baik dari segi budaya maupun alam. Di desa kami, Saukobye, sebagian besar masyarakat berpenghasilan sebagai petani dan nelayan.
Untuk sektor pertanian, mereka memiliki ladang yang ditanami berbagai tanaman, dengan tanaman sirih menjadi primadona. Hal ini disebabkan oleh tingginya potensi jualnya, mengingat kebiasaan masyarakat Papua yang sering mengonsumsi pinang. Di sektor perikanan, desa Saukobye yang terletak di pesisir pantai membuat masyarakat memanfaatkan kekayaan lautnya yang melimpah untuk menjadi mata pencaharian mereka. Masyarakat mencari ikan baik untuk dijual maupun untuk konsumsi sehari-hari. Di sini, harga ikan sangat terjangkau; ikan besar dijual dengan harga antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per ekor, tanpa menggunakan timbangan---semua dihitung per ekor.
Kami, satu rombongan KKN, pernah diajak oleh masyarakat untuk menyusuri hutan menuju Pantai Lapan yang cukup terpencil. Aksesnya hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, dengan jarak tempuh sekitar 5 km dari posko KKN. Keindahan alam yang tersimpan di sana begitu banyak,kami disuguhkan selama perjalanan dengan nyanyian burung yang berkicau, suara angin yang membuat pepohonan bergoyang, dan cahaya matahari yang mengintip dari celah-celah dedaunan, semua itu menambah rasa sejuk dan syukur atas kekayaan alam yang diberikan Tuhan kepada kita.
Perjalanan panjang menuju Pantai Lapan terbayar lunas ketika kami disuguhkan pemandangan alam yang mempesona. Pasir putih dan lembut memanjakan mata, dan keasrian pantai ini yang masih terjaga mungkin salah satu faktornya adalah akses yang sulit, sehingga belum banyak orang yang menjamahnya.
Di sana, kami belajar tentang kebiasaan masyarakat setempat saat berada di Pantai Lapan. Kami memanjat pohon kelapa untuk menikmati airnya, memancing ikan, atau menggunakan teknik molo-molo (menombak ikan di dalam air), serta mencari kayu bakar untuk dijadikan kayu bakar dan daun-daunan sebagai tempat makanan yang sudah siap saji.
Kami berbaur dengan alam, memanfaatkan apa yang ada untuk bertahan hidup. Dari pengalaman ini, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak pernah terpisah dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang bijaksana, kita harus menjaga agar alam tetap lestari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H