Mohon tunggu...
Tsabit Muhammad Al Azam
Tsabit Muhammad Al Azam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

"Allah tidak akan mengubah suatu kaum,jika kaum itu tidak merubah nasibnya sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Meriah dan Hangat: Penyambutan Keluarga Baru di Kampung Saukobye, Biak Utara

13 Agustus 2024   21:14 Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 7 Agustus 2024, saya memulai perjalanan pertama kali menjejakkan kaki di tanah Papua. Perjalanan ini penuh tantangan, dimulai dari Yogyakarta menuju Jakarta dengan bus ke Halim Perdanakusuma. Di pagi buta setelah shubuh, kami terbang menuju Lanud Madiun, kemudian ke Makassar, Kendari, dan Ambon.


Di Ambon, kami bermalam di markas TNI, di mana kami sempat bercengkrama dengan warga sekitar dan menikmati hidangan pecel lele yang harganya jauh berbeda dengan di Yogyakarta-40 ribu rupiah untuk satu porsi, sebuah kejutan tersendiri. Ambon punya daya tariknya sendiri, terutama keramahan masyarakatnya, tak bisa dipungkiri kecantikan para wanitanya disini


Keesokan paginya, sekitar pukul 06.30, kami melanjutkan perjalanan menuju Biak. Di pesawat Hercules, saya kebagian duduk di bagian depan yang diperuntukkan bagi perempuan, ibu hamil, dan orang tua. Setibanya di Lanud Manuhua Biak, kami dijemput oleh pengurus Kampung Saukobye. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami mampir di sebuah warung nasi Padang di pusat kota Biak-makanan yang disajikan sungguh lezat, sesuai dengan harganya.


Sesampainya di Kampung Saukobye, kami disambut dengan hangat. Tradisi lokal untuk tamu yang pertama kali menginjakkan kaki di kampung ini adalah menginjak piring gantung yang telah disiapkan oleh warga. Kehangatan sambutan mereka begitu terasa, seolah-olah kami adalah bagian dari keluarga besar mereka. Ekspresi wajah mereka menunjukkan antusiasme yang tulus menantikan kedatangan kami. Saya merasa bahwa Papua bukanlah tempat yang menakutkan, melainkan penuh dengan orang-orang baik yang membuat saya merasa aman dan nyaman.


Tuhan, jagalah saudara-saudara kami di tanah Timur ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun