perjalanan pertama kali menjejakkan kaki di tanah Papua. Perjalanan ini penuh tantangan, dimulai dari Yogyakarta menuju Jakarta dengan bus ke Halim Perdanakusuma. Di pagi buta setelah shubuh, kami terbang menuju Lanud Madiun, kemudian ke Makassar, Kendari, dan Ambon.
Pada tanggal 7 Agustus 2024, saya memulai
Di Ambon, kami bermalam di markas TNI, di mana kami sempat bercengkrama dengan warga sekitar dan menikmati hidangan pecel lele yang harganya jauh berbeda dengan di Yogyakarta-40 ribu rupiah untuk satu porsi, sebuah kejutan tersendiri. Ambon punya daya tariknya sendiri, terutama keramahan masyarakatnya, tak bisa dipungkiri kecantikan para wanitanya disini
Keesokan paginya, sekitar pukul 06.30, kami melanjutkan perjalanan menuju Biak. Di pesawat Hercules, saya kebagian duduk di bagian depan yang diperuntukkan bagi perempuan, ibu hamil, dan orang tua. Setibanya di Lanud Manuhua Biak, kami dijemput oleh pengurus Kampung Saukobye. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami mampir di sebuah warung nasi Padang di pusat kota Biak-makanan yang disajikan sungguh lezat, sesuai dengan harganya.
Sesampainya di Kampung Saukobye, kami disambut dengan hangat. Tradisi lokal untuk tamu yang pertama kali menginjakkan kaki di kampung ini adalah menginjak piring gantung yang telah disiapkan oleh warga. Kehangatan sambutan mereka begitu terasa, seolah-olah kami adalah bagian dari keluarga besar mereka. Ekspresi wajah mereka menunjukkan antusiasme yang tulus menantikan kedatangan kami. Saya merasa bahwa Papua bukanlah tempat yang menakutkan, melainkan penuh dengan orang-orang baik yang membuat saya merasa aman dan nyaman.
Tuhan, jagalah saudara-saudara kami di tanah Timur ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H