Jawa Barat jadi medan perang perebutan suara dua pasangan kandidat Capres-Cawapres yang akan berlaga pada Pilpres 9 Juli 2014. Media memberitakan banyak pihak ramai-ramai menggelar deklarasi mendukung pasangan Capres-Cawapres. Tersiar pula kabar masing-masing kubu saling mengklaim bakal jadi pemenang dan tak jarang diselipi pernyataan membuka aib lawan sebagai bumbu kampanye.
Mengikuti hiruk pikuk panggung politik jelang Pilpres ini saya jadi teringat lagu Iwan Fals: “Asyik Ga Asyik”. Lagu itu berisi lirik antara lain: “…Dunia politik dunia bintang. Dunia hura hura para binatang. … Rakyat nonton jadi supporter. Kasih semangat jagoannya. Walau tau jagoannya ngibul…”
Fenomana jadi “supporter” itu yang kini lagi marak dimana-mana. Banyak Sesepuh, Pemimpin Organisasi, petinggi Ormas, mantan pejabat, dan (katanya) kelompok relawan menjadi pemain politik dadakan dengan menyatakan dukungan kepada jagoannya.
Kalau hanya menyatakan dukungan sih “sabodo teuing”. Tapi ada yang sok yakin mengajak rakyat untuk memilih kandidat yang mereka dukung. Ini yang keterlaluan. Kalau ternyata rakyat salah pilih, sama saja dengan menjerumuskan. Bukannya negeri ini jadi lebih maju, tapi malah mundur makin menjauh dari gerbang kemerdekaan seperti diamanatkan Konstitusi.
Soal dukung mendukung memang hak azasi setiap orang. Namun, kalau hendak mengajak rakyat untuk memilih kandidat yang didukung harus jelas dulu apakah calon yang ditawarkan itu memenuhi kriteria sesuai harapan rakyat?
Bagi rakyat Jabar, kriteria calon pemimpin yang mumpuni sudah sejak berabad silam terangkum dalam lima kata : “cageur”, “bageur”, “bener”, “singer”, “pinter”, yang dalam Bahasa Indonesia secara berurutan memiliki arti “sehat”, “baik”, “benar”, “mawas diri”, “pandai/cerdas”.
“Cageur” bukan sekadar sehat jasmani dan rohani, tetapi juga cerminan watak yang mampu berpikir dan bertindak secara rasional-proporsional dilandasi nilai moral.
“Bageur” mencerminkan sifat kemanusiaan dengan menjunjung akhlak mulia terhadap sesama. Lebih jauh, karakter tersebut dijewantahkan dalam sikap dan tindakan “silih asih”, yang bermakna saling menyayangi, berempati, bertenggang rasa dan simpati.
“Bener” bearti amanah, tidak berbohong, tidak berkhianat, menunjung tinggi integritas, selalu konsisten membuktikan ucapan sesuai dengan tindakan.
“Singer” mencerminkan pribadi yang toleran, siap berkorban mendahulukan kepentingan orang lain, tidak alergi kritik, dan terbuka menerima masukan dari orang lain.
Terkahir, “pinter” mengandung arti sebagai pribadi berilmu yang keilmuannya bermanfaat buat masyarakat banyak.