Mungkinkah sikap nasionalisme Yusril telah tergerus oleh desakan kepentingan politik jangka pendek. Sebagai orang awam, saya melihat frame pemikiran Yusril telah terkontaminasi konsep nasionalisme versi Benedict Anderson. Mungkin benar, mungkin pula tidak. Menurut Ben Anderson dalam bukunya Imagined Communities, gagasan nasionalisme awal hanya terpaku pada kehendak untuk merdeka atau bebas dari penjajahan, namun bila kemerdekan sudah tercapai secara perlahan akan lenyaplah nasionalisme tersebut. Pada pahaman ini, Ben Anderson menyebutnya sebagai konsep yang irasional di jaman sekarang dimana konsep negara telah begitu samar, tidak lagi dibatasi oleh teritorial geografis akan tetapi menjelma menjadi negara tanpa batas (borderless state). Toh persepsi ini masih debatable dan bisa didiskusikan dalam forum akademik ilmiah.
Kita sebagai publik tengah dihadapkan pada satu lakon dimana Susi dan Yusril menjadi pemainnya. Dalam bahasa guru saya, seorang pemain yang tenang, taat asas, penuh perhitungan akan menggiring lawan untuk meninggalkan arena tanpa harus mengeluarkan energi besar. Yang pasti, pemain yang berpihak ke rakyat yang akan menjadi pemenangnya. Malaikat juga tahu, kok.
Malam semakin larut. Diakhir diskusi saya teringat dengan nasehat orang tua saya. Dia bilang begini. Nak, dalam hidup ini yang penting bukan Apa dan Siapa kita, tetapi apa yang telah kita perbuat. Rindu dengan kata-kata itu. Hooamm…
Â
Palu, 13 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H