Mohon tunggu...
muzammil
muzammil Mohon Tunggu... -

Guru Matematika di SMPN 2 Baranti Kab. Sidrap

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Potret Pendidikan Masa Lalu, Kini dan yang akan datang

16 Juni 2015   10:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kenyatan sekarang yang terjadi dapat diprediksi bahwa kemungkinan untuk cepat maju sangat imposible. Selama kebijakan dalam sektor pendidikan masih seperti ini,dapat diprediksi pendidikan kita tetap akan tertinggal dari negara lain. Memang sudah banyak dewan pakar,Profeser dan DR bidang science dan Humanis telah puluhan dan bahkan ratusan muncul,tapi kiprah mereka belum maksimal memajukan sektor pendidikan. Lalu apalagi penyebab semua kemandekan ini ? Maka kembali dikaji ulang,dicoba mencari akar permasalahan.Maka titik temunya di anggap terletak pada kekurangan sarana dan sistem pendidikan yang dijalankan. Untuk jalan keluarnya sarana dicoba diperbaiki. Segala kebutuhan pendidikan yang menyangkut sarana dan pra sarana kembali dibenahi. Tapi muncul lagi masalah baru,para penglola bidang sarana dan pra sarana ini melakukan tindakan yang sangat memalukan sekaligus memilukan. Prilaku bangsa kita jauh dari akhlak tuntunan Nabi. Koropsi meraja lela,Para penglola keuangan negara ,para pejabat pelaku perbaikan melakukan hal tercela seperti itu. Alhasil perubahan kearah perbaikan sektor pendidikan tetap jadi kendala. Lalu siapa lagi yang disalahkan ? Apa memang kurikulum yang tidak tepat,atau sarana dan prasarana yang tidak memadai ? Atau mungkin sumb er daya manusia nya yang tidak becus ? Asumsi sementara dari penulis mengindikasikan bahwa penyebab utama tidak majunya pendidikan kita termasuk yang akan datang,terletak pada kesadaran manusianya,tarutama pengemban tugas pendidikan itu sendiri. Baik dari sektor pemerintah yang belum betul-betul serius dalam pengelolaan,apalagi pada masyarakat yang tidak menumbuhkan kepedulian utama untuk kemajuan sektor pendidikan ini. Terutama sekali kesadaran masyarakat terhadap ketaatan kepada aturan yang berlaku,khususnya bagi kemajuan pendidikan. Apabila kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan ini sudah betul-betul tertanam,dan apabila pemerintah sebagai pemegang kendali betul-betul pula serius untuk membenahi,yakinlah bahwa kemajuan masa yang akan datang dapat diraih. Lantas bagaimana menumbuhkan kesadaran pada masyarakat ini ? Kunci utamanya juga terletak pada keteladanan dari penguasa. Apabila penguasa memberikan keteladan pada masyarakatnya,maka mereka akan ikut berprilaku sesuai dengan tun tutan dan tuntunan. Namun bangsa kita belum lagi sadar,belum lagi taat azas dan taat aturan.Semua ingin menang sendiri,semua ingin maju sendiri,prinsip kebersamaan mulai pudar.Ketika sudah jatuh kejurang dalam baru mencari kambing hitam untuk disalahkan. Belum banyak masyarakat yang mau berkorban untuk dunia pendidikan,bisa dihitung orang yang peduli pada anak jalanan,belum lagi pengangguran yang semakin bertambah banyak.Semua keadaan dan fenomena diatas akan menjadi indikasi bagaimana potret pendidikan kita dimasa yang akan datang,Allahu a’lam bisshawab

C.Kesimpulan

Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan suatu bangsa.Maka pendidikan harus menjadi prioritas bagi pembangunan,dengan tidak mengenyampingkan sektor lain. Untuk memajukan pendidikan tidak hanya dengan merobah kurikulum dan melengkapi sarana dan prasarana saja,melainkan juga memperhatikan pembangunan SDM yang akan mengemban pendidikan tersebut. Oleh karena itu untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dimasa datang,yang menjadi prioritas utama adalah pembenahan SDM nya,terutama menumbuhkan kesadaran bagi setiap elemen masyarakat dan pemegang kekuasan untuk berbenah diri.Terutama berbenah dari segi ketaatan pada azas dan aturan. Taat azas berarti memberikan keteladan bagi masyarakat pada umunya,sehingga pendidikan sekarang menjadi cermin perbandingan untuk kebijakan pembangunan pendidikan masa depan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun