Mohon tunggu...
Zamin Zatua
Zamin Zatua Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografi dan videografi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Thinking, feeling and Action

Selanjutnya

Tutup

Money

Menemukan Kualitas di Tanah Kuantitas

1 Februari 2022   15:00 Diperbarui: 1 Februari 2022   15:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Menemukan bukti pemujaan kuantitas bukan hal yang sulit, bahkan di tengah -- tengah apa yang disebut advokat bisnis kecil. Ambillah sebagai contoh, Small Business Week, sebuah acara yang diselanggarakan pada bulan Mei 2000 atas sponsor dari Small Business Administration ( SBA ) di AS. 

Setelah merekomendasikan beberapa kontribusi bisnis kecil bagi perekonomian, situs jejaring organisasi itu melanjutkan pembuatan daftar tentang kriteria seleksi untuk penghargaan bagi tokoh bisnis kecil, Small Business Person of the Year, dengan menekankan pertumbuhan dalam jumlah karyawan dan menaikkan tingkat penjualan atau volume unit sebagai indikator keberhasilan. 

SBA juga mendefinisikan bisnis -- bisnis " kecil " sebagai perusahaan yang memiliki karyawan maksimum 500 orang, sebuah ukuran yang dianggap oleh Sebagian besar pemilik bisnis kecil sebagai ukuran tingkat menengah, atau bahkan ukuran besar.

Dalam contoh yang lebih kecil, tetapi tidak buruk, salah seorang pemilik bisnis yang diwawancarai untuk buku ini ditunjuk sebagai pemberi kerja terbaik untuk tahun ini oleh asosiasi professional AS sebagai pengakuan atas praktik hubungan dengan karyawannya. 

Dalam siaran pers yang mengumumkan penghargaan itu, para wakil asosiasi mangacu bisnis -- bisnis yang menerima penghargaan sebagai " sebuah perusahaan kecil tetapi berkembang ", seolah -- olah group kecil yang menjamin pengakuan seperti itu di tempat pertama belumlah cukup. 

Mungkin kelihatannya sepele, tetapi penggunaan bahasa menjadi persoalan karena sangat mencerminkan asumsi dan mengabadikan pandangan sempit yang tidak layak tentang bisnis kecil. Contoh -- contoh ini hanyalah dua indikasi dari kebudayaan yang tidak sehat dan prasangka yang kerap tidak dipikirkan terhadap bisnis besar.

Tentu saja, peningkatan penjualan atau penambahan karyawan ikut menjadi penentu pertumbuhan, sekalipun hal itu bukanlah satu -- satunya pilihan, dan tak seorang pun dapat menjamin pencapaian keuntungan atau kesuksesan, apalagi dampak positif di komunitas atau kualitas hidup yang baik untuk para pendirinya. 

Bagaimanapun juga, seorang harus melihat tidak lebih dari perusahaan dot -- com, yang mengalami pertumbuhan pesat dan belakangan ini dipuja, agar tahu bahwa ekspansi yang cepat, yang berhubungan dengan penambahan karyawan dan komitmen modal, tidak menjamin konsep bisnis yang solid, kemampuan untuk mendukung, kemampuan untuk meraih keuntungan atau pun kontribusi ekonomis ( dan sisi kualitatif juga ).

Tetapi, perluasan ukuran bisnis tidak setara dengan kemampuan memperoleh keuntungan, kepuasan, atau keberhasilan. Tidak juga untuk penasihat upaya memperhalus perusahaan kecil agar menjatuhkan diri dari kebutuhan untuk pencapaian keuntungan dan penilaian bisnis yang baik. 

Secara pribadi, saya menganjurkan pada suatu yang disebut oleh penulis dan ekonomi David Korten sebagai perusahaan yang bertanggung jawab secara local, berskala manusia, yang tidak terpisahkan dari pilihan saya terhadap standar hidup yang baik, yang meliputi derajat penentuan diri untuk kebebasan finansial. 

Pilihan terhadap bisnis kecil, menurut saya, bukan sinonim dengan janji kemiskinan. Namun demikian, bisnis itu tidsk terpisahkan dari pengatahuan tentang apa yang dianggap cukup dam penting pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun