Karena itulah serangan Belanda tanggal 28 November 1945 menyebabkan 36 orang rakyat yang gugur ada yang di sembelih secara kejam dan ada pula yang ditembak, 16 orang menderita luka -- luka dan banyak harta rakyat yang diangkut. Ternyata dalam pertempuran tersebut, Belanda banyak menderita korban, yang jelas kelihatan 20 orang yang mati yang kemudian diangkut memakai kendaraan -- kendaran mereka.
Mengingar korban Belanda yang banyak itu, sedangkan pemuda -- pemuda Tanah Tinggi tetap tidak bisa ditumpas dan dihancurkan, maka pada tanggal 29 November 1945, jadi keesokan harinya Belanda melakukan serangan udara, dengan secara membabi buta mereka menembaki penduduk dan melempari granat -- granat dari udara. Banyak rakyat yang menjadi korban dan banyak pula rumah yang terbakar.
Balabantuan Belanda dan Inggris terus berdatangan, walaupun demikian para pemuda di Tanah Tinggi, tetap bertempur dengan nekadnya, korban di kedua belah pihak berjatuhan. Para pemuda akhirnya memutuskan bahwa untuk menyusun kembali kekuatan dan menyelamatkan rakyat dari tindakan -- tindakan serdadu lawan yang kalap sehingga membabi buta, maka para pemuda pejuang tersebut mengundurkan diri dari daerah Tanah Tinggi, berpencar -- pencar menuju Cemaka Putih, Kampung Rawa serta Kuburan Cina.
Dari kedudukan -- kedudukan yang baru inilah, diatur serangan -- serangan kembali kepada tempat -- tempat yang dikuasai serdadu -- serdadu Belanda di sekitar Tanah Tinggi. Untuk lebih mempersatukan tenaga -- tenaga perjuangan banyak diantara mereka kemudian bergabung dengan BKR dan laskar -- laskar Perjuangan lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI