Mohon tunggu...
Zahra zamaya
Zahra zamaya Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

animasi, masak dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penjelasan, Persamaan, Perbedaan Teori Realisme, Neorealisme, Liberal, Neoliberalisme

14 Oktober 2024   09:48 Diperbarui: 14 Oktober 2024   09:59 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.) pendahuluan

Rekam jejak awal muncul nya studi terkait hubungan internasional yaitu pasca perang dunia 1 di tahun 1919,hubungan internasional ini muncul karena adanya perang ketika adanya kebutuhan yang mendesak dimana negara saling memahami konflik serta kerjasama antara negara. Lain halnya dengan di indonesia, hubungan internasional tertua yaitu berada di UGM( universitas gajah mada) pada tahun 1950-an. Yang melatarbelakangi adanya konsep-konsep hubungan internasional pada saat presiden amerika woodrow wilson mencetuskan tentang perdamaian dan mendirikan LBB. Dimana teori teori hubungan internaional ini hadir agar fenomena-fenomena yang terjadi dalam hubungan internasional mudah di analisis, sebagai alat untuk memberikan arti,dan hadir sebagai kritik yang diasumsikan untuk mengubah atau mengatasi persoalan yang ada di dunia nyata. Dalam esai ini akan memberikan penjelasan, persamaan, dan perbedaan terkait teori teori hubungan internasional yaitu realisme, neorealisme, lliberalisme, neoliberalisme.

B.) Penjelasan

1.Realisme

Teori realisme atau yang sering disebut sebagai anarki, dalam buku politik among nation oleh hans j morgenthau asumsi pertama realisme adalah bahwa negara-negara adalah aktor utama dalam hubungan internasional. Realisme cenderung penuh kecurigaan dan menurut padangan nya terlalu bergantung merupakan hal yang sangat merugikan itulah sebabnya mengapa pemikiran realisme cenderung berpendapat untuk mengasilkan produk atau sesuatu sendiri dan tidak terlalu beragantung terhadap negara lain. Dalam teori ini terdapat security dilemma yaitu dimana negara melakukan peningkatan pertahanan yang lebih kuat lagi dibandingan negara lain atau negara yang berada di dekatnya sebagai bentuk pertahanan diri. Realisme juga berpendapat tidak adanya pemerintahandi dunia, dimana PBB tidaklah lebih kuar dari negara, menurut realime negara merupakan aktor terkuat dan PBB hanyalah aktor bagi negara-negara maju. Lalu ada balance of power yaitu negara dapat meningkatkan kuatannya sendiri atau memilih membentuk aliansi agar kekuatan negaranya imbang dengan negara lain, sebagai contoh apabila sebuah negara A jika ingin melakukan sesuatu terhadap negara B harus berfikir kembali karena mereka memiliki kekuatan yang hampir sama.

2.Neorealisme

Neorealisme atau realisme struktural merupakan sebuah perombakan teori dari realisme klasik terutama dalam melihat sistem internasional. Apabila ada hubungan internasional perlu dilihat

dari interkasi antar negara negara, yang mana membuat mereka harus memperkuat interaksi tersebut yang membuatnya waspada. Neorealisme cenderung memiliki kepedulian terhadap luar dibandingkan realsime yang hanya fokus pada dirinya sendiri. Dalam neostruktural kekuatan negara dibagi menjadi 3 yaitu:

-> Unipolar: hanya ada satu negara yang mendominasi kekuatan dunia atau bisa disebut juga(hegemoni).

-> Bipolar: adanya dua negara atau kekuatan yang dapat mengimbangi perdamaian dunia.

-> Multipolar: terdapat tiga atau lebih negara yang memiliki kekuatan di berbagai aspek, dimana saat ini banyak negara-negara dengan kekuatan yang baru serta lebih kuat.

Teori ini juga memiliki pendapat bahwa sistem internasional memeliki dampak buruk yaitu mempersulit hubungan karena banyak nya aktor yang terlibat kerena di situasi saat ini dimana masalah-masalah dunia lebih kompleks sehingga memerlukan adanya keterlibatan dari aktor non negara yang ikut serta dalam penyelsaian suatu isu atau konflik.

-> Defensive struktural realisme: adalah ppembatsan kekuatan dari aktor internasional, ketika ada satu negara yang terlalu kuat akan menimbulkan konflik, sehingga harus adanya keseimbangan. Kekuatan itu kita perlukan tapi tidak secara berlebihan akan tetapi respon tadi tergantung dari negara-negara lain. Namun konsep ini memberikan indikator sebagai berikut:

1.Kekuatan,kapabilitas,dan dana pertahanan, serta populasi.

2.letak geografis, dimana semakin dekat jarak antar negara akan membuat hubungan antar negara tersebut terhadap ancaman akan jauh lebih besar.

3.kecurigaan, perlu adanya kecurigaan pada negara yang letak nya berdekatan dapat dilihat dari salah satu yang ada di poin pertama.

-> Ofensive struktural realisme: merupakan kekuatan semaksimal mungkin, melakukan apapun agar dapat meningkatkan kapabilitas maka lakukanlah sampai semaksimal mungkin. Ofensive cenderung menyerang lebih percaya diri untuk melakukan ekspansi militer. Contohnya negara penjajah, negara yang berkonflik, sehinggga dapat membentuk keuatan yang unipolar.

3.Liberalisme

Liberal atau interdependesi pada teori ini cenderung berpendapat bahwa ada kebaikan dalam manusia, negara itu dapat diajak bekerjasama. Dan negara itu saling bergantung satu sama lain karena hubungan negara yang semakin kompleks, pada teori ini pembahasan terkait milter atau kekuatan cenderung minim karena pada teori ini lebih berfokus pada kerja sama, hubungan antar negara, pertumbuhan ekonomi. Munculnya teori ini juga sebagai bentuk untuk meminimalisir adanya kecurigaan yang dialami oleh setiap negara, serta sebagai resep penegah perang. Teori ini berpendapat negara dapat diajak untuk bekerjasama daripada harus melakukan sesuatu yang nantinya dapat memicu konflik yang nantinya dapat menimbulkan perang dimana efeknya dapat berujung fatal serta negara juga akan mengalami kerugian yang besar. Oleh karena itu

terbnetuklah organisai-organisasi internasional seperti ASEAN,UNI EROPA dan masih banyak lagi yang dimana negara-negara anggota didalamnya dilarang untuk berkonflik satu sama lain karena adanya ketetapan yang telah disepakati oleh negara-negara anggota tersebut. Organisasi internasional juga hadir sebagai bentuk perdamaian dan penjelas bahwa negara dapat diajak kerjasama.

4.Neoliberalisme

Teori ini juga perombakan dari teori liberalisme klasik. Teori ini muncul sebagai brntuk respon terhadap krisis ekonomi serta kekecewaan terhadap kebijakan ekonomi yang cenderung lebih intervensi. Dan juga menekankan terhadap pasar bebas sebagai solusi untuk menciptakan perdamian dan stabilitas. Teori ini berpendapat diharuskan adanya kebebasan individu dalam melakukan sebuah bisnis dan yang nantinya dapat meminimalkan peran pemerintah dalam ekonomi.

B.) Persamaan

1.dari segi kerjasama realisme maupun liberal sama-sama dapat melakukan kerjasama akan tetapi adanya perbedaan dalam fokusnya.

2.berfokus pada negara, semua teori ini memberikan perhatiannya yang besar pada peran negara dalam hubungan internasional.

3.teori-teori ini juga menganggap penting terhadap keamanan yang merupakan fator penting dalam kekuatan suatu negara

C.) Perbedaan

1.pendekatan teoritis, dimana realisme cenderung anarki dan sangat waspada serta cenderung curiga terhadap negara lain, sedangkan liberalisme lebih terbuka terhadap kerjasama dan percaya bahwa ada kebaikan di dalam diri manusia.

2.dalam hal kerjasama, teori realisme juga melakukakn kerja akan tetapi hanya berfokus di bidang keamanan atau militer karena realisme tidak ingin terlau bergantung terhadap negara lain, lain halnya dengan liberalisme yang melakukan kerjasam di berbagai aspek seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan masih banyak lagi.

3.pandangan terkait kepentingan, teori realisme dan neorealisme memiliki pandangan melihat negara sebagai aktor yang berperan sebagai bentuk untuk memperoleh kepentingan tanpa harus bergantung pada kerjasama internasional. Sedangkan liberalisme dan neoliberalisme melakukan promosi kerjasama yang dialkukan antar negara untuk mencapai tujuan-tujuan dari masing- masing negara yang terlibat di dalamnya yang nantinya dapat menciptakan kepentingan bersama.

D.) Kesimpulan

Dalam pembahasan kali ini mengajak kita bahwa teori-teori hubungan internasional ini hadir sebagai bentuk kemudahan dalam menganalisis isu-isu hubungan internasional, dan bagaimana

negara melakukan hubungan atau interaksi terhadap negara lain, di setiap teori tentu saja ada yang relevan dan ada yang tidak dikarenakan masing-masing teori memiliki kelebihan serta kekurangan. Dalam hal ini kita harus mengambil poin-poin penting terkait bagaimana suatu teori dapat mempengaruhi sistem internasional maupun kebijakan suatu negara, oleh karena itu kita harus mengambil pelajaran tentunya pelajaran yang baik seperti yang telah di perlihatkan akan isu-isu saat ini atau yang terdahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun