Yang lebih miris, orang-orang yang melihat postingan tersebut, menyebarluaskan ke media sosial lainnya, seperti tiktok, instagram dan lain-lain. Hingga ras terkuat di bangsa ini, yaitu netizen juga ikut berpartisipasi menyumbangkan suaranya, termasuk hujatannya.
Selain itu juga banyak contoh yang lainnya. Mulai Gus Miftah ceramah di gereja, Wahabi vs Ahlussunnah, syiah vs Ahlussunnah (ini bukan tinju woi! ) sampai tentang wayang dan lain sebagainya hanya menciptakan ketegangan. Baik dari muballigh maupun para netizen. Seakan semuanya saling menghujat.
Sampai disini paham, kan? Bagaimana yang awalnya adalah berbetuk mau'idhoh hasanah (nasihat yang baik) berubah menjadi maido hasanah (menghujat yang baik).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H