Mohon tunggu...
Zalsyakila Amalia Putri
Zalsyakila Amalia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

universitas sains islam almawaddah warrahmah kolaka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Kepentingan (Interest) dalam Tindakan Ekonomi

20 September 2023   21:13 Diperbarui: 20 September 2023   22:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JUDUL           : SOSIOLOGI KEPENTINGAN (INTEREST) DALAM TINDAKAN EKONOMI

PENULIS      :TITIK SUMARTI 

PUBLIKASI  :JURNAL TRADISIPLIN SOSIOLOGI, KOMUNIKASI DAN EKOLOGI MANUSIA 2007,p 283-293

PREVIEW      :1. HAJRAH           

                           2. ZALSYAKILA AMALIA PUTRI

NIM               : 1. FEBI.11.21.010

                          2. FEBI.11.21.026

        Penelitian yuwan Ferdiana Ilahi, Ceta Indra Lesmana , menjelaskan bahwa Smelser dan Swedberg menjabarkan sosiologi ekonomi seperti cabang sosiologi yang tertuju akan cara manusia atau himpunan rakyat general atau umum menunaikan  keperluan mendasarnya. Mereka melaksanakan ini dengan berpendapat akan hasil kerja Weber dan Durkheim.Hal ini beriringan akan riset Ketut Gede Mudiarta yang menyuarakan akan Ekonomi sosiologis bisa diartikan sama akan perspektif sosiologis yang diaplikasikan pada fenomena ekonomi. Susunan penetapam, acuan, variabel, dan contoh penjelas sosiologi ke kegiatan kompleks yang berhubungan akan penghasilan, penyaluran, pertukaran, dan pemakaian barang langka dan jasa. Begitupula dalam jurnal utama memaparkan akan  sederhanaya, sosiologi ekonomi dipaparkan  sebagai cara tradisional, sosiologi yang dipakai akan meerangkan fenomena ekonomi. Swedberg mengakui dua tujuan utama, yakni 1) memaparkan  gagasan baru pada sosiologi ekonomi dan 2) membahas kaidah, gagasan, dan atensi pokok konsep tersebut.

        Dalam jurnal penelitian Erlina , Alfitri , Mery Yanti, Granovetter mempersoa1kan diskusi antara anak-anak yang terlampau kurang bersosialisasi pada litteratur sosiologi dan ekonomi. Susunan ekonomi yang berbasis cultur dirusak oleh hukum dan taraf yang terinternalisasi, sebaliknya tata ekonomi berakal berpusat pada pengejaran pendapatan personal (self interest). Mengikuti Granovetter, tren ekonomi ada di segala jaringan dan intitusi sosial, baik yang berhubungan akan mahkluk hidup yang terlampau bersosialisasi maupun sedikit bersosialisasi.[1] Begitupun akan kajian Dessy Andriani Tindakan ekonomi, sebagai tipe aksi sosial, dipaparkan oleh Granovetter berlaku akan suasana institusi swasta dan sosial. Kejadian ini dikenal akan rasionalitas interpersonal. Hal ini terjelas bahwa aksi sosial dan ekonomi tidak dapat disatukan. Karena disebabkan potensy manusia, juga atribut ekonomi dan pribadi, mesti selalu selaras dengan kerangka sosial. Berdasarkan ujaran sebelumya, kerja ekonomi kini tengah diintegrasikan ke dalam lingkup sosial dan struktural dalam ranah kegiatan ekonomi.  

        Pegajian Alejandro Portes memaparkan  bahwa Sosiologi ekonomi belum menemui perkenbangan di Indonesia sebab para akademisi tidak menjadikan Indonesia sebagai laboratorium (tolak ukur empris) dan belum banyak mengerjakan  pengujian metodemetodologi sosiologi ekonomi. Hal ini memprihatinkan karena menerangkan banyaknya kejadian dan peristiwa ekonomi yang sedang terjadi. Keperluan pemakaian barang akan makin kompleks akan keperiuan masyarakat yang menaikkan peradaban. Untuk menempati kebutuhan tersebut, perlu dikerjakn cara serentak bersama penduduk setempat untuk mendapat barang-barang yang dikehendaki.

        Jurnal pengakjian  Musthofa, Arizqi Ihsan Pratama, Nailil Muna Shalihah, memaparkan akan ada beberapa asas  dasar yang menjadi contoh yang menyoroti karakteristik ilmu sosial ekonomi bagaikan  pada terlihat pada  kacamata Al-Qur'an. Pertama: asas landasan, terdiri dari asas tauhid, ibadah, dan hisb. Kaidah kesejahteraam yang berunsur dari prinsiip rezeki, berkah, dan lingkungan mengangkat asas  kedua. Ketiga: Prinsip Penyaluran Kekayaan, Terdiri atas asa Harta dan asas redistribusi. Keempat: prinsip keadilan, atas dari ide amr ma'rf nah munkar, penegakkan hukom, gagasan  pahala dan dosa, serta balasan dan hukuman. Kelima: Prinsip penangulangan Krisis, atas  gagasan  Manajemen Krisis Ekonomi dan Sosial.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun