Setiap orang tua pasti menginginkan kehadiran seorang anak dan tentu saja anak yang diharapkan orangtua adalah anak yang tidak memiliki kekurangan. Namun, pada kenyataannya tidak satupun manusia yang tidak memiliki kekurangan. Manusia diciptakan unik oleh sang pencipta misalnya, pada anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki keistimewaan tersendiri.
Kelahiran seorang anak berkebutuhan khusus tidak mengenal berasal dari keluarga kaya, keluarga berpendidikan, keluarga miskin ataupun keluarga beragama. Anak berkebutuhan khusus memiliki hak untuk mendapat pendidikan yang sama seperti anak lainnya yang tidak memiliki kelainan atau normal.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan tertentu karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak serta memiliki keterbatasan yang bersifat fisik ataupun psikologis seperti Autisme.
kesalahan yang paling umum terjadi yaitu banyak yang beranggapan bahwa autisme adalah penyakit, padahal autisme adalah kondisi dimana terdapat masalah kompleks pada gangguan saraf yang menyebabkan kinerja otak bekerja secara berbeda dari orang lain pada umumnya. Namun hal tesebut dapat diobati dengan pengobatan khusus untuk meringankan penderita autisme.Â
Autism spectrum disorder (ASD)Â atau yang sering disebut Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial. gangguan ini mempengaruhi kemampuan berkomunikasi, berinteraksi dan berperilaku bahkan dalam mengambil keputusan. Sehingga penderita autisme mengalami kesulitan untuk memahami orang lain dan sulit untuk mengekspresikan dirinya.
Dalam hal ini berbagai pihak perlu mengambil peran termasuk orang tua, sekolah, tenaga kesehatan dan masyarakat untuk ikut serta dan bekerja sama mendukung usaha penyembuhan dan perawatan dalam perkembangan anak autisme.Â
Penyebab autismeÂ
Penyebab autisme belum terindentifikasi dengan pasti namun para ahli berpendapat bahwa genetis memiliki peran. Faktor lain yang mungkin adalah metabolik atau biokimia yang menyebabkan gangguan spektrum autisme, tetapi wanita hamil yang mengonsumsi obat obatan atau bahan kimia tertentu seperti alkohol juga lebih mungkin melahirkan anak dengan autisme. Penyakit atau kesehatan tertentu juga menjadi penyebab autisme seperti down syndrome, distrofi otot dan cerebral palsy.
Gejala autisme
Gejala autisme muncul dan mulai terdeteksi ketika masa awal perkembangan anak umur 2-4 tahun dan dapat bertahan sepanjang hidup anak. Gejala autisme perlu dipahami agar dapat segera diidentifikasi dan diberikan intervensi serta stimulasi dini. Gejala-gejalanya dapat kita ketahui dari kebiasaan sehari hari yang dialami oleh anak autis yaitu :
1. Tidak memberi respons ketika orang lain memanggil.
2. Menghindari kontak mata dengan orang lain.
3. Biasanya penderita ini tidak tersenyum ketika orang lain memberikan senyum.
4. Selalu melakukan gerakan berulang, seperti gerakan mata melirik, mengeluarkan lidah, memutar-mutar tangan, mengayunkan tubuh atau menjentikkan jari.Â
5. Tidak banyak berbicara dan cenderung pendiam.
6. Selalu mengulang kata atau frasa yang samaÂ
7. Kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan keinginannya.
8. Ketika berbicara Nada datar tanpa ekspresi.
9. Memiliki kebiasaan makan yang abnormal seperti keinginan memakan rambut, kotoran, atau jenis makanan yang memiliki warna spesifik.
Penanganan Autisme
Kondisi autisme tidak dapat disembuhkan. tetapi jika terdapat penanganan sejak dini kondisi ini dapat diatasi bahkan mungkin dapat sembuh. ada banyak jenis penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu penderita autis. Tindakan penanganan yang dilakukan bisa berbeda-beda antara lain;
Pada terapi ini, penderita autisme diberi pengajaran dan diasah untuk dapat melakukan kemampuan dasar sehari hari yaitu:Â
a. Analisis perilaku terapan (ABA), untuk mengembangkan perilaku positif dan mencegah perilaku negatif.
b. Terapiokupasi, yang bertujuan untuk melatih untuk mengembangkan keterampilan hidup seperti berpakaian, menyisir rambut, makan, ataupun berhubungan dengan orang lain.Â
c. Terapi integrasi sensorik, untuk membantu mengatasi hipersensitivitas yang memiliki masalah dengan sentuhan, suara maupun cahaya
d. Terapi wicara dapat dilakukan dengan cara meningkatkan artikulasi bicara atau dapat juga dengan bernyanyi.
2. Terapi Keluarga
Terapi ini ditujukan untuk keluarga dan orang tua agar mengetahui dan belajar tentang cara berinteraksi dengan penderita autis. keluarga dapat ikut serta memberikan pengajaran untuk melatih penderita autis berperilaku normal dan membiasakan mereka untuk berkomunikasi.
3. Pemberian Obat-obatan
Pada dasarnya pemberian obat-obatan tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, melainkan dapat mengendalikan dan meringankan gejalanya. Contohnya obat untuk mengatasi kejang, mengatasi depresi, mengatasi gangguan tidur ataupun gangguan pada perilakunya.
* Pada kenyataannya Autisme bukanlah kekurangan semata, namun anak berkebutuhan khusus ini juga memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satu keistimewaannya yaitu dalam hal konsentrasi tinggi.Â
Dalam sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa anak penderita autisme memiliki keunggulan dalam hal konsentrasi dimana konektivitas yang lebih pada area otak dapat meningkatkan konsentrasi dan perhatiannya.Â
Hal ini membuat sebagian besar anak autisme sanggup memaksimalkan fungsi otaknya untuk menekuni bidang yang disenangi seperti kesenian, matematika, fisika dan lain sebagainya.
* Selain itu penderita autisme juga memiliki kelebihan yang terletak pada daya ingatnya. Banyak penelitian mengungkapkan penderita autisme lebih mudah mengingat dan mereka lebih mengandalkan logika dibanding perasaan ketika mengambil keputusan. Mereka bersikap lebih rasional dibanding orang lain pada umumnya karena cenderung menyampingkan hal hal yang bersifat emosional.
* Dari pembahasan tersebut menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus bukan sepenuhnya adalah anak yang memiliki kekurangan dan tidak dapat berkarya. Mereka mempunyai hak yang sama untuk bebas berkarya seperti anak normal lainnya dengan keunikannya sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H