Media sosial telah menjadi saluran utama untuk dakwah di kalangan milenial muslim. Banyak pendakwah dan influencer Muslim memanfaatkan platform seperti Instagram, YouTube, dan Twitter untuk menyebarkan pesan Islam yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Mereka menyampaikan materi dakwah yang lebih santai, modern, dan mudah diterima, seperti melalui video pendek, motivasi islami, atau cerita hidup yang menginspirasi.
Contoh: Influencer muslim seperti Rizky Fadillah dan Jamila Nurel yang menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan positif, berbagi pengetahuan agama, serta mengajak umat Muslim untuk lebih dekat dengan ajaran Islam. Mereka juga memberikan tips tentang cara menjalankan kehidupan yang islami di tengah tantangan zaman modern.
4. Transformasi komunitas muslim
Teknologi memungkinkan terbentuknya komunitas muslim secara virtual. Milenial muslim kini dapat bergabung dengan komunitas dakwah atau kelompok kajian online, yang memungkinkan mereka untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan belajar bersama tanpa terbatas ruang dan waktu. Melalui forum diskusi online dan grup media sosial, individu dapat terhubung dengan sesama muslim, memberi pengalaman, dan saling mendukung
5. Kemudahan dalam menyebarkan dakwah dan amal
Teknologi memungkinkan milenial muslim untuk lebih mudah menyebarkan dakwah dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan. Selain itu, media sosial mempermudah mereka untuk berbagi pesan kebaikan, seperti mengajak teman-teman untuk berdonasi atau mengikuti kampanye-kampanye dakwah.
Pengaruh buruk teknologi terhadap keagamaan di kalangan milenial muslim
1. Penyebaran informasi agama yang tidak akurat
Dengan kemudahan akses informasi melalui internet, banyak milenial muslim yang mengakses konten agama dari berbagai sumber tanpa memverifikasi kebenarannya. Hal ini membuka peluang untuk menyebarnya informasi agama yang salah, sesat, atau bahkan menyesatkan. Konten-konten yang tidak sahih bisa berasal dari akun-akun anonim atau tidak terverifikasi yang mengatasnamakan ajaran Islam, namun sebenarnya mengandung pemahaman yang keliru atau ideologi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang benar.
2. Melemahnya kualitas ibadah
Salah satu potensi buruk dari teknologi adalah kecenderungan milenial muslim untuk lebih fokus pada dunia maya daripada menjalani kehidupan keagamaan mereka dengan lebih mendalam. Misalnya, mereka lebih sering menghabiskan waktu untuk menonton video dakwah atau konten Islami di media sosial, tetapi kurang melibatkan diri dalam ibadah yang sebenarnya, seperti salat, membaca Al-Qur'an, atau berzikir. Aktivitas online yang berlebihan bisa mengalihkan perhatian mereka dari kewajiban ibadah yang lebih penting.