Mohon tunggu...
Zalfa Nabilla
Zalfa Nabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi

Mempunyai hobi membaca buku dan menulis, tertarik dengan ilmu sains baik tumbuhan, hewan, dan mikrobiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mikroplastik dalam Saluran Pencernaan Ikan Kembung

30 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tipe-tipe Mikroplastik, (a) Fragmen, (b) Fiber/filament, (c) Pellet, (d) Film (Sumber: dokumen pribadi)

Pendahuluan

Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis sehingga menjadi komoditas cukup penting bagi nelayan lokal. Ikan ini biasa dijual dalam keadaan segar atau diolah menjadi ikan pindang dan ikan asin (Zapino & Fitri, 2022). Ikan kembung adalah jenis ikan laut yang jumlahnya tinggi pada musim puncak (Maret - Juni). Masyarakat luas menggunakan ikan kembung karena mengandung omega 3 dan omega 6 yang digunakan untuk pencegahan penyakit dan kecerdasan otak (Sartimbul et al., 2017). Omega-3 mampu menstabilkan kadar biokimia serum darah agar tetap dalam kadar normal. Selain itu, mengonsumsi ikan kembung akan menjaga kesehatan jantung (Anggarani & Subakti, 2011).

Mikroplastik telah ditemukan pada produk akuakultur, seperti ikan, remis, udang dan kepiting. Penelitian menunjukkan bahwa partikel mikroplastik mempengaruhi perkembangan otak ikan (Daud et al., 2023). Mikroplastik mengganggu sistem biologis ikan di dalam sistem pencernaan dan aliran energi pada jaringan. Mikroplastik ditemukan di organ-organ seperti insang, usus, perut, dan pada otot atau daging (Laksmita et al., 2023). Mikroplastik merupakan vektor senyawa beracun pada organisme laut. Mikroplastik dengan kontaminan racun dapat ditransfer sepanjang rantai makanan yang menyebabkan kontaminasi produk laut dengan potensi resiko bagi kesehatan manusia (Asrul, 2022).

Berdasarkan bentuknya mikroplastik dikategorikan menjadi fiber, film, fragmen, foam,  dan pelet (Yona et al., 2021). Penelitian sebelumnya mengenai mikroplastik pada saluran pencernaan ikan kembung di Sumatera Utara telah dilakukan oleh Arisanti et al., 2023 diketahui bahwa tiga jenis mikroplastik ditemukan dengan dominansi jenis film (54 %), fragmen (33 %) dan fiber (13 %). Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha et al., 2022  mengenai mikroplastik pada ikan kapiek di Waduk PLTA Provinsi Riau diketahui bahwa tipe mikroplastik yang ditemukan yaitu film, fragmen, dan fiber. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan, jenis dan ukuran mikroplastik dalam saluran pencernaan ikan kembung di pasar tradisional Jakarta.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian yaitu Freezer, Timbangan digital, Penggaris, Jangka sorong digital, Cawan petri, Mikroskop, Alat bedah, Oven, Beaker glass 500 ml, Kamera, Alat tulis, Kertas label, Aquades, Kalium Hidroksida (KOH) 10%, Tissue, Aluminium foil, Kertas saring, Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta), dan Handscoon.

Cara Kerja

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel secara random sampling dan penelitian ini menggunakan data primer (pengambilan langsung di lapangan).

Sterilisasi Alat Penelitian

Peralatan penelitian yang digunakan disterilisasi dengan metode basah dan kering. Sterilisasi metode basah dilakukan mencuci semua alat menggunakan sabun antibakteri sedangkan sterilasi dengan metode kering dilakukan menggunakan oven pada suhu 115 selama 90 menit untuk mencegah kontaminasi pada peralatan penelitian (Hafsan, 2014). Selama penelitian, peneliti menggunakan sarung tangan, masker dan AC mati untuk meminimalisasi kontaminasi.

Pengambilan Sampel

Sampel ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) dibeli dari salah satu pasar tradisional Jakarta sebanyak 1 ekor secara acak. Ikan yang diambil adalah ikan dengan kondisi segar dan utuh dengan ukuran yang bervariasi mulai dari yang terkecil hingga terbesar, kemudian ikan dianalisis di laboratorium. Sampel ikan kemudian diukur dengan menggunakan jangka sorong digital mengikuti petunjuk dari (Siregar et al., 2019). Jumlah karakter yang diukur sebanyak 25 karakter morfometrik diantaranya panjang total, panjang baku, jarak mulut ke mata, panjang kepala, jarak mulut ke pangkal sirip dada, jarak mulut ke pangkal sirip perut, diameter mata, jarak mata ke tutup insang, tinggi kepala, jarak mulut ke pangkal sirip punggung, panjang dasar sirip punggung, jarak sirip punggung ke pangkal sirip ekor, tinggi sirip punggung, panjang dasar sirip dada, tinggi sirip dada, panjang dasar sirip perut, tinggi sirip perut, jarak sirip perut ke pangkal sirip anus, panjang dasar sirip anus, tinggi sirip anus, jarak sirip anus ke pangkal sirip ekor, tinggi badan, tinggi batang ekor, panjang dasar sirip ekor, dan tinggi sirip ekor.

Pembedahan Ikan dilakukan dengan pisau bedah kemudian diambil bagian saluran pencernaan, kemudian sampel diekstraksi. 

Ekstraksi Sampel

Ekstraksi sampel mengikuti panduan yang diadopsi dari (Masura et al., 2015). Sampel saluran pencernaan ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 500 ml, diberi larutan Kalium Hidroksida (KOH) 10% sebanyak 3x volume saluran pencernaan, beaker glass ditutup dengan alumunium foil dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60 selama 24 jam (Rochman et al., 2015; Lusher et al., 2017). Sampel kemudian didiamkan kembali selama 14 hari pada suhu kamar dan disaring menggunakan kertas saring.

Identifikasi Jenis Mikroplastik

Sampel yang telah disaring dengan kertas saring kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x. Identifikasi dilakukan kemudian dicatat jenis partikel mikroplastik yang ditemukan. 

Analisis Sampel

Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dibawah mikroskop dan yang telah dicatat dianalisis dan dikaji kembali tentang keberadaan mikroplastik di dalam organ pencernaan ikan.

Hasil

Pengukuran Karakter Morfometrik Ikan

Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) yang digunakan dalam penelitian ditimbang terlebih dahulu kemudian didapatkan ukuran berat tubuh ikan 80 gram. Setelah itu, dilakukan pengukuran karakter morfometrik menggunakan penggaris dan jangka sorong digital.
Setelah pengukuran karakter morfometrik, dilakukan pembedahan untuk diambil bagian saluran pencernaan ikan dan ditimbang kemudian didapatkan berat jeroan 15,3 gram. Selanjutnya sampel diekstraksi, didiamkan selama 14 hari, disaring, dan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x. Hasil pengamatan keberadaan mikroplastik di dalam organ pencernaan ikan dapat dilihat pada Gambar.
Pembahasan

Hasil analisis mikroplastik pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) ditemukan empat jenis yaitu fiber, film, fragmen, dan pellet. Fragmen (Gambar 3a) terlihat keras dan bergerigi, merupakan hasil potongan produk dari plastik yang berukuran lebih besar. Fiber (Gambar 3b) berbentuk benang dan berukuran panjang. Film (Gambar 3d) memiliki warna transparan dan tipis. Film biasanya berasal dari degradasi kantong plastik (Fuad et al., 2019). Pellet (Gambar 3c) terlihat seperti partikel berbentuk bulat, merupakan bahan baku pembuatan plastik yang dibuat langsung oleh pabrik (Sandra & Radityaningrum, 2021). Film dapat diidentifikasi melalui bentuknya tipis dan merupakan hasil degradasi dari kantong plastik ukuran besar; fragmen merupakan partikel mikroplastik yang cukup tebal dengan bentuk tidak beraturan, tajam pada bagian tepi dan tidak dapat dihancurkan dengan menggunakan jarum; pelet berbentuk bulat yang merupakan material mentah pembuat plastik (Sambah et al., 2020).


Jumlah mikroplastik jenis fragmen dipengaruhi oleh lokasi pengambilan sampel yang berada dekat pantai, kegiatan nelayan, dan banyaknya sampah plastik seperti botol-botol plastik. Fiber dapat berasal dari kain sintesis, limbah kegiatan nelayan seperti alat pancing dan jaring ikan. Sumber mikroplastik film berasal dari plastik atau kemasan makanan di perairan yang terdegradasi. Jenis filamen bersumber dari kegiatan mencuci pakaian atau partikel dari serabut kain baju yang terbawa air. Pellet dan granual merupakan mikroplastik primer yang biasanya bersumber langsung dari proses pembuatan plastik, memiliki densitas yang rendah dan berukuran kecil (Azizi et al., 2022).


Faktor yang menentukan persebaran mikroplastik secara vertikal dapat memengaruhi massa dan daya apung dari mikroplastik. Persebaran mikroplastik secara vertikal terpengaruh oleh bentuk fisik dari mikroplastik setelah terjadi degradasi. Mikroplastik dengan bentuk foam dan film biasanya ditemukan pada wilayah pelagis karena densitasnya yang cenderung rendah dan penggunaannya dimaksudkan untuk membuat daya apung suatu benda. Berbeda dengan fragmen dan fiber yang lebih banyak pada wilayah demersal karena densitasnya lebih tinggi dan banyak digunakan sebagai bagian dari alat tangkap ikan. Densitas dari plastik sangat berpengaruh pada transportasi plastik ke habitat demersal. Namun, ada juga jenis mikroplastik yang berbentuk tipis memiliki densitas yang tinggi (jenis polimer selofan) sehingga cenderung berada di dasar perairan (Yona et al., 2021).


Strategi untuk mengendalikan cemaran mikroplastik difokuskan pada pengurangan dari sumbernya, termasuk menggunakan biodegradable dan compostable plastics, dan pengembangan teknologi remediasi untuk membersihkan lingkungan. Salah satu upaya pembersihan yang dapat dilakukan dan berbiaya rendah adalah bioremediasi yang memanfaatkan kemampuan biodegradasi mikroorganisme. Meskipun mikroplastik memiliki persistensi tinggi, mikroorganisme yang teradaptasi masih bisa mendegradasinya. Mikroorganisme yang free-living memiliki kemampuan beradaptasi terhadap hampir semua kondisi lingkungan, termasuk mentransformasi berbagai polimer. Oleh karena itu, mikroorganisme pendegradasi mikroplastik dapat diperoleh dari lingkungan yang telah lama tercemar. Misalnya, bakteri pendegradasi mikroplastik pernah diisolasi dari sedimen mangrove di Malaysia dan kapang pendegradasi polyethylene diisolasi dari air laut (Pikoli et al., 2021).

Alat dan bahan yang digunakan (Sumber: dokumen pribadi)
Alat dan bahan yang digunakan (Sumber: dokumen pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun