Mohon tunggu...
Zalfa Nabilla
Zalfa Nabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi

Mempunyai hobi membaca buku dan menulis, tertarik dengan ilmu sains baik tumbuhan, hewan, dan mikrobiologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Serunya Birdwatching di TWA Muara Angke

24 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 24 Desember 2024   16:23 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cucak Kutilang (Sumber: dok pribadi)

Taman Wisata Alam Angke Kapuk merupakan salah satu contoh pemanfaatan ekosistem mangrove bagi kehidupan manusia. Berbagai manfaat yang dimiliki oleh ekosistem mangrove kemudian disatukan dalam bentuk lokasi wisata, hal tersebut tentu akan meningkatkan manfaat yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove (Fitriana et al., 2017). Kawasan TWA Angke Kapuk Jakarta merupakan daerah yang dipenuhi berbagai aktivitas, terutama berasal dari areal pemukiman. Aktivitas tersebut memberikan kontribusi pencemaran sampah yang masuk ke pesisir melalui Sungai Angke, Sungai Cengkareng Drain, dan Sungai Kamal. Sampah laut dapat terdistribusi ke ekosistem mangrove sehingga terakumulasi di sedimen dan akar mangrove. Pencemaran sampah dapat mempengaruhi kualitas dan fungsi ekosistem mangrove Pantai Indah Kapuk (Hastuti et al., 2014)

Birdwatching adalah kegiatan ekowisata yang sangat populer (Kurnianto dkk, 2013) kegiatan wisata ini menjadikan spesies burung sebagai daya tarik bagi wisatawan yang terwujud karena keindahannya, suara/calling-nya atau tingkah lakunya yang menarik (Dalem dkk, 2014). Burung adalah salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh manusia (Adelina dkk, 2016) baik yang dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung. Burung merupakan penyeimbang lingkungan dalam komponen ekosistem karena burung memiliki peran sebagai satwa pemecah biji, penyerbuk dan predator hama (Ramdhani, 2008; Adelina dkk, 2016). Selain memiliki manfaat sebagai penyeimbang ekosistem, burung memiliki manfaat dilihat dari nilai ekonomi (Firdaus dkk, 2014) dan burung juga menjadi sumber inspirasi dan memberikan kesenangan kepada masyarakat karena nilai keindahan yang dimilikinya baik suara maupun bulunya (Rusmendro, 2009). Tingginya manfaat burung berlebih oleh manusia yang mengakibatkan terjadinya tekanan terhadap spesies dan habitat alami burung (Octarin et al., 2021)


Kegiatan birdwatching memiliki tujuan mampu meminimalisir efek negatif terhadap lingkungan dan dapat memberikan keuntungan ekonomis yang cukup besar bagi masyarakat sekitar bila dikelola dengan baik, di sisi lain juga bisa memberikan manfaat konservasi bagi jenis jenis burung yang ada dikawasan. Setiap jenis burung memiliki tempat hidup yang berbeda) tempat hidup yang disukai oleh satu jenis burung belum tentu digemari dan sesuai untuk spesies burung yang lain. Salah satu tempat hidup burung adalah kawasan mangrove (Octarin et al., 2021).

Pengamatan dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB yang berlokasi di Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta Utara.

Alat dan bahan yang digunakan yaitu teropong binokuler, buku identifikasi jenis-jenis burung, tallysheet atau tabulasi data, handphone, alat tulis, dan jam tangan. Objek yang diamati adalah semua jenis burung yang ditemukan pada pagi hari.

Metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah Visual Encounter Survey (VES). (Heyer et al. 1994). Metode VES ini dikombinasikan dengan time search selama 2 jam pengamatan. Teknik pelaksanaan metode ini di lapangan yaitu, orientasi lapangan dan penjelajahan sebagai langkah awal. Pengamatan dimulai saat di titik nol pada jalur hingga waktu selesai 2 jam. Setiap individu yang terlihat dicatat waktu ditemukan, aktivitas atau perilaku yag ditunjukkan oleh satwa ketika ditemukan, posisi horizontal, posisi vertikal, tipe subtrat, dan informasi lain (Heyer et al 1994).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Taman Wisata Alam Angke Kapuk dan hasil diskusi dengan beberapa pembimbing (guide) ditemukan jenis burung yang hidup dan beraktivitas di kawasan taman wisata alam berjumlah 12 (dua belas) jenis burung yang hidup dan beraktivitas di kawasan taman wisata alam

Spesies burung yang terdapat di Taman Wisata Alam ditemukan 12 (dua sebelas) jenis merupakan jenis-jenis lokal (penetap) dan ditemukan satu jenis burung migran yaitu jenis Cekakak suci (Todirhamphus sanctus). Jenis burung lokal atau burung penetap adalah jenis burung yang selalu ada dan hidup serta beraktivitas di taman wisata alam sedangkan jenis burung migran adalah jenis burung yang bermigrasi dari tempat lain.

Cekakak suci (Sumber: dok pribadi)
Cekakak suci (Sumber: dok pribadi)
Cekakak Australia atau Cekakak Suci (Todirhamphus sanctus) adalah spesies burung dari keluarga Alcedinidae, dari genus Todirhamphus. Untuk jenis burung ini merupakan jenis burung yang suka makan jenis serangga, kepiting, dan juga udang. Yang mana biasanya memiliki habitat di pantai, mangrove, dan juga di daerah sekitar tambak. Ciri khas burung Cekakak Australia ini yang usianya sudah dewasa memiliki tubuh yang ukurannya sedang, kurang lebih yaitu sekitar 22 cm. Memang karakteristiknya mirip dengan burung Cekakak sungai, akan tetapi bisa lebih berwarna kotor. Perbedaan yang ada hanya ukuran tubuhnya yang sedikit lebih kecil. Untuk bagian yang berwarna biru juga terlihat lebih kehijauan. Lalu, pada bagian dadanya tersapu kuning atau merah karat (dan warnanya bukan putih bersih). Sedangkan untuk bagian iris bewarna coklat, pada bagian paruh berwarna hitam,dan untuk bagian kakinya berwarna abu-abu terang. Burung ini adalah jenis burung pendatang atau migran yang asalnya dari benua di selatan indonesia yaitu Australia.


Dari 12 (dua sebelas) jenis burung yang ditemukan di taman wisata alam terdapat 4 (empat) jenis yang dilindungi yaitu jenis Cekakak suci (Todirhamphus sanctus), kuntul kecil (Egretta garzetta), Blekok sawah (Ardeola speciosa), dan Pecuk ular asia (Anhinga melanogaster).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun