Taman Wisata Alam Angke Kapuk merupakan salah satu contoh pemanfaatan ekosistem mangrove bagi kehidupan manusia. Berbagai manfaat yang dimiliki oleh ekosistem mangrove kemudian disatukan dalam bentuk lokasi wisata, hal tersebut tentu akan meningkatkan manfaat yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove (Fitriana et al., 2017). Kawasan TWA Angke Kapuk Jakarta merupakan daerah yang dipenuhi berbagai aktivitas, terutama berasal dari areal pemukiman. Aktivitas tersebut memberikan kontribusi pencemaran sampah yang masuk ke pesisir melalui Sungai Angke, Sungai Cengkareng Drain, dan Sungai Kamal. Sampah laut dapat terdistribusi ke ekosistem mangrove sehingga terakumulasi di sedimen dan akar mangrove. Pencemaran sampah dapat mempengaruhi kualitas dan fungsi ekosistem mangrove Pantai Indah Kapuk (Hastuti et al., 2014)
Birdwatching adalah kegiatan ekowisata yang sangat populer (Kurnianto dkk, 2013) kegiatan wisata ini menjadikan spesies burung sebagai daya tarik bagi wisatawan yang terwujud karena keindahannya, suara/calling-nya atau tingkah lakunya yang menarik (Dalem dkk, 2014). Burung adalah salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh manusia (Adelina dkk, 2016) baik yang dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung. Burung merupakan penyeimbang lingkungan dalam komponen ekosistem karena burung memiliki peran sebagai satwa pemecah biji, penyerbuk dan predator hama (Ramdhani, 2008; Adelina dkk, 2016). Selain memiliki manfaat sebagai penyeimbang ekosistem, burung memiliki manfaat dilihat dari nilai ekonomi (Firdaus dkk, 2014) dan burung juga menjadi sumber inspirasi dan memberikan kesenangan kepada masyarakat karena nilai keindahan yang dimilikinya baik suara maupun bulunya (Rusmendro, 2009). Tingginya manfaat burung berlebih oleh manusia yang mengakibatkan terjadinya tekanan terhadap spesies dan habitat alami burung (Octarin et al., 2021)
Kegiatan birdwatching memiliki tujuan mampu meminimalisir efek negatif terhadap lingkungan dan dapat memberikan keuntungan ekonomis yang cukup besar bagi masyarakat sekitar bila dikelola dengan baik, di sisi lain juga bisa memberikan manfaat konservasi bagi jenis jenis burung yang ada dikawasan. Setiap jenis burung memiliki tempat hidup yang berbeda) tempat hidup yang disukai oleh satu jenis burung belum tentu digemari dan sesuai untuk spesies burung yang lain. Salah satu tempat hidup burung adalah kawasan mangrove (Octarin et al., 2021).
Pengamatan dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB yang berlokasi di Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta Utara.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu teropong binokuler, buku identifikasi jenis-jenis burung, tallysheet atau tabulasi data, handphone, alat tulis, dan jam tangan. Objek yang diamati adalah semua jenis burung yang ditemukan pada pagi hari.
Metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah Visual Encounter Survey (VES). (Heyer et al. 1994). Metode VES ini dikombinasikan dengan time search selama 2 jam pengamatan. Teknik pelaksanaan metode ini di lapangan yaitu, orientasi lapangan dan penjelajahan sebagai langkah awal. Pengamatan dimulai saat di titik nol pada jalur hingga waktu selesai 2 jam. Setiap individu yang terlihat dicatat waktu ditemukan, aktivitas atau perilaku yag ditunjukkan oleh satwa ketika ditemukan, posisi horizontal, posisi vertikal, tipe subtrat, dan informasi lain (Heyer et al 1994).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Taman Wisata Alam Angke Kapuk dan hasil diskusi dengan beberapa pembimbing (guide) ditemukan jenis burung yang hidup dan beraktivitas di kawasan taman wisata alam berjumlah 12 (dua belas) jenis burung yang hidup dan beraktivitas di kawasan taman wisata alam
Spesies burung yang terdapat di Taman Wisata Alam ditemukan 12 (dua sebelas) jenis merupakan jenis-jenis lokal (penetap) dan ditemukan satu jenis burung migran yaitu jenis Cekakak suci (Todirhamphus sanctus). Jenis burung lokal atau burung penetap adalah jenis burung yang selalu ada dan hidup serta beraktivitas di taman wisata alam sedangkan jenis burung migran adalah jenis burung yang bermigrasi dari tempat lain.
Dari 12 (dua sebelas) jenis burung yang ditemukan di taman wisata alam terdapat 4 (empat) jenis yang dilindungi yaitu jenis Cekakak suci (Todirhamphus sanctus), kuntul kecil (Egretta garzetta), Blekok sawah (Ardeola speciosa), dan Pecuk ular asia (Anhinga melanogaster).