Dunia perkuliahan identik dengan berbagai macam kegiatan yang ditawarkan kepada mahasiswanya, mulai dari kegiatan dalam kampus hingga luar kampus.Â
Mahasiswa mengikuti berbagai macam kegiatan tersebut tentunya dengan beragam alasan di baliknya, ingin menambah relasi, memperkaya pengalaman, menambah skill, dan lain-lain.Â
Di era digital ini, mudah sekali bagi seseorang untuk mengunggah kejadian-kejadian hidupnya, kegiatan seperti organisasi dan kepanitiaan tentunya termasuk dalam hal kejadian yang bisa diunggah di media sosial.Â
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda tentunya bagaimana mereka mengolah informasi berupa pencapaian seseorang di media sosial akan berbeda bagi tiap individu.Â
Beberapa bisa saja ikut merasa senang melihat pencapaian tersebut, beberapa lain bisa merasa iri dan mulai merasakan FOMO atau Fear Of Missing Out.Â
Apa sih FOMO itu?
Fear Of Missing Out (FOMO) merupakan suatu perilaku kecemasan  yang timbul saat orang lain yang kita ikuti memiliki keseharian yang lebih memuaskan atau berharga. Fenomena ini sangat sering terjadi pada mereka yang sudah menginjak usia remaja, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Dr. Andrew K. Przybylski, seorang ilmuwan dari Inggris, pada tahun 2013.Â
Jika kita terlalu sering melihat kehidupan seseorang di media sosial dan kita salah dalam menyikapi apa yang ada layar kita, bisa menjadi hal yang toxic.Â
Kita bisa mulai merasa iri, tertinggal, dan muncul keinginan untuk melakukan hal yang sama atau lebih dari apa yang kita lihat. Rasa-rasa kecemasan ini pun merasuki kita dan sering membuat kita menjadi impulsif untuk melakukan sesuatu hanya agar kita tidak merasa tertinggal dari yang lain.Â
Ditambah lagi pada lingkungan perkuliahan, jenjang pendidikan yang ditempuh sebelum terjun ke lingkungan kerja. Orang-orang berlomba-lomba menambah pengalaman organisasi, kerja, menambah skill demi memenuhi CV yang akan digunakan untuk melamar kerja nantinya.Â
Di masa pandemi ini, mudah sekali bagi kita semua untuk mengikuti kelas-kelas online, kepanitiaan, organisasi, volunteering di saat yang bersamaan. Multitasking bukanlah hal yang aneh di masa kini. Banyak mahasiswa yang menganggap bahwa semakin banyak kegiatan yang mereka lakukan, lebih baik daripada menyesal karena tidak melakukan apapun.Â