Temans!
Sejujurnya, jika ditanya apakah sajian kue favorit saat lebaran? Aku malah jadi bimbang dan ragu untuk memberi jawaban pasti!
Sebab, kue lebaran favoritku, selalu berubah-ubah! Seiring pertambahan usia plus pergantian era, malah menuntut terjadi pertukaran selera. Hiks...
Namun, aku punya alasan untuk itu. Aku tulis jenis kue beserta ceritanya, ya?
1. Galamai atau Kalamai.
Seingatku, Galamai ini adalah cinta pertamaku semasa kecil. Selain rasanya manis, aromanya wangi, teksturnya juga lembut. 3 hal penting penggugah selera anak-anak, kan?
Galamai atau Kalamai ini, juga biasa disebut Dodol Minang. Bahannya adalah tepung ketan (tapuang puluik), santan kental, dan gula aren (bisa diganti gula pasir), plus daun pandan untuk aroma.
Karena Amak (Ibuku), biasanya bikin sendiri sehari menjelang idul fitri, maka kenangan masa kecilku tak hanya tentang rasa, tapi genangan nostalgia!
Seperti masak dodol pada umumnya. Proses pembuatan galamai juga begitu. Butuh banyak waktu plus tenaga ekstra. Agar racikan bahan itu berwujud galamai.
Aih, aku jadi ingat bagaimana susahnya, dengan sekuat tenaga mengaduk semua bahan itu menggunakan sendok panjang dari bambu. Apatah lagi, ketika adonan itu semakin lama semakin kental!
2. Lemang Tapai
Aku tak tahu alasan pasti, kenapa Amak berhenti membuat  galamai. Setahuku, saat SD, tradisi di keluargaku di malam takbiran adalah membuat lemang juga tapai.
Bisa jadi, karena memasak lemang tak butuh tenaga ekstra seperti mengolah Galamai atau dodol, tah?
Tak seperti bikin tapai (tape ketan hitam) yang  lebih ringkas. bahannya ketan ditaburi ragi, difermentasi lebih kurang 3 hari, udah jadi.
Nah, Lamang atau Lemang masih berbahan dasar ketan dan santan serta sedikit garam. Punya keruwetan tersendiri. Setidaknya alat-alat pedukung saat proses pembuatannya.Â
Dulu, jika Amak memasak lemang. Pasti ada pembagian tugas. Tugas pokokku adalah mencari dan memotong serta membolongi ruas bambu galah, kira-kira ukuran panjangnya 50 cm.
Saudaraku yang lain, kebagian memasukkan daun pisang ke dalam ruas bambu. Amak yang memasukkan campuran beras ketan dengan santan.
Nah, saat malam takbiran, aku dan keluargaku akan memasak lemang di halaman rumah!Â
Terue, sebagai anak lelaki, tugas tambahanku adalah menjaga api! Tak boleh terlalu besar atau malah mati! Ini butuh keterampilan tersendiri, kan? Ahaaaay....
3. Bolu Koja atau Bolu Pandan.
Seperti kutulis di awal. Gegara pergantian era, maka tradisi kue lebaran di keluargaku juga berubah. Terus, kue favoritku saat lebaran,jadi bertukar, kan?
Mungkin, saat aku di SMP, Â Amak tak lagi memasak lemang.Â
Ada banyak alasan serta pertimbangan beliau: Usia bertambah tua, Bahan semakin mahal, plus bambu galah semakin sulit dicari. Satu hal lagi, halaman rumah habis terkena dampak pelebaran jalan! Hiks...
Jadi. Seingatku yang dibikin Amak saat lebaran selain lontong sebagai menu wajib adalah: Kue kareh-kareh (Juada Kering berbahan tepung beras), agar-agar santan, serta bolu koja (bolu pandan).
Terus, favoritku? Bolu koja! Wong, selain rasanya manis dan embut. Ibuku membuatnya benar-benar menggunakan perasan daun pandan. Jadi, aroma dan warnanya alami.
Nah. Apapun aneka kue lebaran yang dihidangkan, jika ada Galamai, Lemang Tapai, atau Bolu Koja adalah favoritku hingga saat ini.
Terus, bagaimana jika ketiga kuu lebaran itu tak ada?
Ya udah. Aku pilih makan lontong, soto, bakso, tekwan atau sate aja. Terus, menikmati segelas kopi. Biarlah tak icip-icip aneka kue lebaran masa kini, yang bikin lidah jadulku kusut!
Curup, 21.04.2023
zaldy chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H