Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

5 Cara Mudik Santuy Biar Tetap Aman dan Nyaman

15 April 2023   22:57 Diperbarui: 15 April 2023   22:58 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Pemudik jalur Darat / Foto: kompas.com

Bagi kaum perantauan, mudik ke kampung halaman menjadi semacam ritual wajib, agar bisa berkumpul bersama sanak saudara untuk merayakan lebaran.

Terkadang butuh dan penuh perjuangan!

Hal itu, pernah kurasakan dan kualami sendiri. Sebab, nyaris sepuluh tahun, aku bersekolah serta kuliah di negeri orang. Persisnya, di Padang Panjang dan di Padang.

Setidaknya aku punya pengalaman untuk kutuliskan dari momentum pulang kampung di penghujung ramadan, tah?

Jadi, pada tema samber hari ini, aku tulis saja 5 Cara Mudik Santuy Biar Tetap Aman dan Nyaman, ya?

Pertama. Pastikan Jadual Liburan dan Waktu Keberangkatan!

Menurutku, ini hal terpenting! Jika ada kepastian jadual liburan dari urusan sekolah,kampus atau pekerjaan, hematku menjadi lebih mudah menyusun rute perjalanan.

Dulu, dari Padang Panjang-Curup, atau padang-Curup, pilihan satu-satunya bagiku untuk mudik lebaran adalah menggunakan Bus Antar Kota Antar Propinsi melalui jalur darat.

Jika normal, idealnya waktu tempuh yang dibutuhkan antara 17 hingga 19 Jam. Jika terjebak macet atau ada kerusakan armada Bus, bisa lebih lama, kan?

Nah. Dengan mengetahui kepastian jadwal liburan dan jadwal keberangkata, Kita bisa memperkirakan, berapa hari yang dihabiskan di jalan, dan berapa hari kita bisa menikmati liburan lebaran di kampung halaman.

Tak hanya itu, kita juga bisa menyiasati waktu pembelian tiket, agar lebih murah, mudah dan terbebas di tuslah. Ahaaay.....

Kedua. Hindari Percaloan, Belilah Tiket Resmi dari Armada Kepercayaan!

Bukan rahasia lagi, jika momentum mudik juga dihiasi maraknya percaloan. Banyak kasus, pemudik menjadi korban penipuan gegara tiket palsu! Kasihan, kan?

Hematku, hal itu juga gegara mental calon pemudik! Sukanya gampangan dan tak mau ribet!

Ada juga, pemudik kategori "penumpang gelap". Karena pemudik ingin mendapat harga miring, naiknya di jalan. Di luar loket resmi. Padahal Ini berisiko!

Bila terjadi kecelakaan, sebagai kemungkinan terburuk saat ritual mudik, maka keberadaan penumpang gelap sulit dipertanggungjawabkan! Sebab, tak dihitung dalam daftar penumpang pada laporan perjalanan.

Nah, selain memilih armada kepercayaan atau langganan, jika membeli tiket resmi, biasanya sudah tercantum biaya asuransi. Sehingga, jika terjadi hal yang tak diinginkan. Kita bisa lebih mudah meminta pertanggungjawaban.

ilustrasi Pemudik jalur Darat / Foto: kompas.com
ilustrasi Pemudik jalur Darat / Foto: kompas.com
Ketiga. Siapkan Dana Cadangan, dan Antisipasi Kemungkinan Terburuk!

Adalah benar, sebagai penumpang, banyak hal yang berada di luar kendali kita, kan? Wong namanya, penumpang!

Katakanlah, karena pulang saat masih ibadah puasa, acapkali kita terpaksa berbuka di tengah perjalanan.

Dengan alasan, bus yang ditumpangi, waktu keberangkatannya molor dari rencana perjalanan, sehingga tak persis berhenti di rumah makan, karena terlibat kemacetan, atau malah mengalami kerusakan.

Ada baiknya, menyiapkan cemilan atau penganan ringan serta minuman kemasan. Sehingga, jika waktu berbuka atau sahur tiba, masih bisa dilakukan walau masih jauh dari titik pemberhentian.

Agaknya, tak juga elok, jika terlalu berharap pada kebaikan sesama penumpang, tah?

Selain itu, siapkanlah dana carangan secukupnya. Hindari bawa uang pas-pasan! karena perjalanan diluar kendali kita, membawa uang pas-pasan bisa jadi berujung kartu mati! Akhirnya panik sendiri.

Keempat. Minimalisir Membawa Benda Berharga, Pilihlah yang Benar-benar Dibutuhkan!

Biar mudik terasa aman dan nyaman, serta tak harus khawatir dan tak direpotkan, butuh kebijaksanaan diri memilih barang bawaan. Wong, mudik itu bukan pindahan, kan?

Aku pribadi, biasanya menghitung berapa hari yang dihabiskan di perjalanan dan di kampung halaman. Jadi, bisa memperkirakan barang apa saja serta jumlah pakaian yang benar-bemar dibutuhkan.

Menurutku, lebih sedikit barang bawaan, malah lebih baik! Selain tak ribet, tempat duduk kita juga tak sempit, gegara dipenuhi barang yang tak layak masuk bagasi!

Kelima, Carilah Teman Seperjalanan!

Memang lebih nyaman, jika teman  seperjalanan itu, sudah lama dikenal. Namun, ada kalanya, kita mala pulang sendirian, kan?

Saranku, carilah teman! Walau tak semua orang terbiasa berbicara dengan orang asing atau orang baru dikenal di perjalanan, kan?

Bagiku, memiliki teman di perjalanan itu mengasyikkan. Tak hanya mengusir bosan selama perjalanan. Bisa juga malah menambah pengalaman dan pergaulan!

Selain itu, ada kalanya, keberadaan teman seperjalanan bisa sangat membantu.

Malah bisa menjadi alarm atau pengingat! Entah, karena menikmati suasana di titik pemberhentian kendaraan, terlalu lama di toilet rumah makan atau pom bensin, hingga mengingatkan barang bawaan agar tak ketinggalan.

Namun, tetap saja hati-hati dan selalu waspada saat mencari dan memilih teman seperjalanan, kan?

ilustrasi Armada AKAP masih jadi pilihan utama Pemudik/ Foto: kompas.com
ilustrasi Armada AKAP masih jadi pilihan utama Pemudik/ Foto: kompas.com

Akhirnya....

Begitulah! Setidaknya ada 5 hal yang bisa kutuliskan, berkaca dari pengalaman saat mudik lebaran, biar aman dan nyaman.

Aku bersyukur, selama menjalankan ritual mudik, tak terjadi hal-hal terburuk! Kecuali, kendaraan rusak, jalan macet, atau molor waktu keberangkatan.

Versiku, rasa aman dan nyanan saat mudik itu berawal dari keteampilan menyusun rencana perjalanan, serta bersiap dengan rencana cadangan!

Udah, ya? Semoga bermanfaat.
Salam sehat untuk semua!

Curup, 15.04.2023
zaldy chan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun