Jadi, peningkatan fathering skill di ranah parenting pada momentum Ramadan bisa dilakukan dengan melakukan peningkatan keterlibatan dan keberadaan lebih dekat dan pekat sebagai sosok ayah di dalam keluarga.
Upgrade Skill Ayah sebagai Kepala Madrasah dalam Keluarga
Ada sebuah idiom: "Jika ibu adalah madrasah, maka ayah adalah kepala madrasah."
Jamaknya, kredo yang hidup di masyarakat adalah: bahwa Ayah adalah kepala keluarga yang bertanggungjawab terhadap kebutuhan materi dan urusan eksternal. Sebaliknya, sosok ibu berfungsi menjaga segala hal yang berkaitan dengan dinamika di dalam rumah. Katakanlah, urusan internal.
Menurutku, saat ini, kredo itu sulit berlaku, tah? Apatah lagi seiring meningkatnya kebutuhan setiap anggota keluarga, maka peran ayah dan ibu tak lagi tentang eksternal dan internal, kan?
Butuh keserasian langkah antara peran Ayah dan ibu agar nahkoda rumah tangga bergerak dengan damai dan bahagia.
Momentum ramadan, bisa menjadi ruang bagi para Ayah untuk meningkatkan kemampuan sebagai kepala madrasah. Semisal dengan meninjau dan menetapkan ulang visi dan misi keluarga agar tak lari dari tujuan awal ketika memutuskan menikah dan memiliki anak.
Tak perlu contoh jauh. Anggaplah, visi dan misinya ingin memiliki anggota keluarga yang punya kemampuan membaca alqur'an dengan baik, atau memiliki anak yang menjadi hafidz quran.
Sang ayah bisa menetapkan waktu yang bisa disepakati untuk mengaji bersama seluruh anggota keluarga. Apatah sebelum berbuka, setelah salat tarawih atau sesudah salat subuh. Sesuatu yang mungkin sulit dilakukan di luar Ramadan.
Bayangkan, jika kegiatan itu bisa dilakukan selama Ramadan, bahkan berlanjut jadi kebiasaan setelah Ramadan? Indah, kan?
Upgrade Skill ayah sebagai Teman Anak dan Melek Iptek
Aku mengalami hal ini. Walau sebagai seorang ayah, ternyata tak mudah menjadi teman bagi anak-anakku yang beranjak remaja. Jadi mesti belajar banyak hal untuk mengerti cara berkomunikasi rekan sebaya dan dianggap sebagai teman yang nyaman.
Entah mengetahui istilah-istilah kekinian dunia remaja, semacam kata mager, baper, fyI, gaje dan masih banyak lagi. Termasuk mencari tahu film favorit, artis atau publik figur yang jadi idola, game ponsel yang paling seru, hingga terbata menghapal lirik lagu terkini yang disukai anak-anakku.