Terkadang, kau temukan riak-riak rasa berjibaku menemukan muara. Atau, dirajah pekat dalam bab-bab nan membara.
Kau namakan ia sebagai titik masalah, yang ditahbiskan di atas singgasana fana.
Takkan usai! Hingga garis waktu mengarsir makna selesai.
Baca juga: Puisi: Segaris Senyum
Adakalanya, kau menjauh pergi dari liku jejak lelaku. Atau berlari melupakan lebam pilu yang membiru.
Kau samarkan ia sebagai titik lelah, yang dititipkan bisu di antara dinding-dinding berdebu.
Kau lupa? Pusaran kehidupan adalah titik singgah.
Baca juga: Puisi: Abu Tunggu
Curup, 12.11.2022
Zaldy Chan
Baca juga: Puisi: Mimpi Tanpa Pagi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!