"Istirahatlah!"
"Sedikit lagi, Mas! Tinggal menyambung kerah dan memasang tali pinggang."
Empat jam berlalu. Jemarimu yang terlatih, sibuk merangkai potongan-potongan kain menjadi sehelai baju.
"Aku bisa pergi lusa, kan?"
"Jangan. Aku ingin, sebelum...."
Kalimatmu tak selesai. Sesaat sunyi singgah di ruang tamu.
"Mas tak mungkin lupa. Lusa hari ulang tahunnya, kan?"
Suara hujan, diam-diam menyeruak ke ruang tamu. Menemani gerak lincah jemarimu. Dan air matamu.
***
Agaknya, cahaya mentari masih enggan menemui pagi. Begitupun bulir-bulir embun, harus kembali rela digantikan rinai.
"Diminum, Mas?"
Segaris senyuman menghiasi wajah pagimu. Asap tipis memutari bibir segelas kopi yang kau ajukan di hadap dudukku.
"Kau benar-benar tak ingin pergi bersamaku?"