"Tak perlu mencariku!"
Butir-butir hujan bergantian singgah di dedaunan. Satu-persatu berjatuhan di pelataran kehilangan. Penantian.
"Kau masih menantiku?"
Baca juga: Puisi: Di Balik Pintu Dapur
Denting waktu tak lelah merapal mantra bisu. Menawarkan helai-helai keluh memakamkan gagu. Abu tunggu.
"Lupakanlah aku!"
Desau angin menyulam asa yang tersekat tirai jendela. Melemparkan jejak risau terhempas di ruang hampa. Air mata.
Baca juga: Puisi: Aku MengejaMu
Bagaimana caraku menyampaikan padamu: Tak mampu kubiarkan rinduku berdebu?
Curup, 24.09.2022
zaldychan
Baca juga: Butir-butir Tunggu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!