"Tak perlu mencariku!"
Butir-butir hujan bergantian singgah di dedaunan. Satu-persatu berjatuhan di pelataran kehilangan. Penantian.
"Kau masih menantiku?"
Denting waktu tak lelah merapal mantra bisu. Menawarkan helai-helai keluh memakamkan gagu. Abu tunggu.
"Lupakanlah aku!"
Desau angin menyulam asa yang tersekat tirai jendela. Melemparkan jejak risau terhempas di ruang hampa. Air mata.
Bagaimana caraku menyampaikan padamu: Tak mampu kubiarkan rinduku berdebu?
Curup, 24.09.2022
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H