Sesiapa pun yang pernah sekolah, akan mengenal, mengetahui atau pernah menggunakan penggaris, kan?
Bagiku, kebajikan seperti penggaris. Tak hanya menghadirkan kebaikan, keselamatan atau kebahagiaan. Namun, menjadi pagar perilaku. Sehingga bermuara pada rumusan "Bajik dan Bijak".
Andai Penggaris sebagai Titik Pijak Kebajikan
Mengutip Wikipedia, penggaris disinyalir telah digunakan tahun 1500 SM. Penggaris pertama ditemukan di Lembah Indus, berbahan dasar gading. Sejarah lengkapnya, sila ulik di Mbah Gugel, ya?
Sesuai sebutannya, penggaris berfungsi menjadi pemandu untuk membuat garis. Tujuannya tak hanya agar terlihat rapi, tapi juga terukur.
Hematku, menjadi keliru bila menganggap tugas penggaris adalah untuk menciptakan garis lurus.
Wong, selain berbentuk lurus, ada juga penggaris berbentuk segitiga, penggaris model busur yang setengah lingkaran, hingga penggaris pemandu bulatan saat pengisian lembar jawaban.
Dan, kudengar, sekarang juga ada penggaris alis. Jadi rada aneh, jika alis terlihat lurus, tah? Nanti malah bingung jika ditanya, itu alis atau tiang jembatan? Halah!
Seakan-akan, penggaris menyimpan pesan. Lakukan sesuatu secara teratur dan terukur. Â Jadi, ketika melukis garisnya, ojo nyablak keluar dari tepian penggaris.
Masa aku sekolah dulu, penggaris tak sekadar berfungsi sebagai alat pengukur. Namun, bisa berperan sebagai pengatur sekaligus alat pemukul!