Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mengutip Ayat-ayat Semesta

17 Juni 2022   16:23 Diperbarui: 18 Juni 2022   00:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Ia datang bersama separuh waktu. Kemudian mengutip ayat-ayat semesta:

Bening embun terpaku di telapak dedaunan. Menunggu syair-syair sunyi, yang enggan dilahirkan rahim malam kepada pagi.

Butiran debu berteduh di bawah terik mentari. Menanti sajak-sajak sepi, yang mungkin dititipkan pagi kepada matahari.

Embusan angin menyapa gumpalan awan. Berharap bisikan mendung tak lagi berjelaga, yang mengajak lamun berlabuh di kaki senja.

Ia kembali bersama separuh aku. Dan, waktu membiarkan malam rindu terjuntai bisu.

Curup, 17.06.2022
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun