Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tapal Terakhir Pengembaraan Hari

2 Desember 2021   17:28 Diperbarui: 2 Desember 2021   17:41 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kecil dan senja (Foto oleh Nishant Vyas dari Pexels)

Pada tapal terakhir pengembaraan hari.
Rinai hujan membiarkan jiwa-jiwa basah menikmati sepi. Hening menemani seorang perempuan dan bocah kecil di dalam pelukan.

"Sebentar lagi gelap."

Seorang perempuan menanak doa. Merajut pelampung pinta di antara genangan airmata. Ia ingin melupakan seorang lelaki, yang pergi usai menitipkan barisan nyeri.

Seorang bocah kecil menanam bisu. Merawat perjalanan tunggu dalam pelukan ibu. Ia ingin menjumpai ayah, yang sembunyi di balik timbunan tanah.

Bentang langit tanpa jingga, setelah senja terjebak perselisihan cuaca. Lampu-lampu jalan telah menabur cahaya temaram, agar api mimpi tak berujung padam.

"Kita pulang, Nak?"
"Besok ke sini lagi, kan?"

Pada tapal terakhir pergantian hari. Sepi berlari ke bilik mimpi. Meramu pinta, agar duka menenggelamkan jejak luka yang tersisa.

Curup, 02.12.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun