Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sebelum Aku Pergi

30 November 2021   19:58 Diperbarui: 1 Desember 2021   08:14 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak usah ucapkan perpisahan. Sebab kau dan aku tak pernah memulai pertemuan.

Mungkin kau akan berlari ke puncak-puncak bukit. Mengadu dan meneteskan airmata sebagai bukti rasa sakit. Ke langit. Atau, bersidekap dan menadah tangan di tengah lapangan. Berharap permintaan tak sekadar permohonan.

Aku masih di sini. Hingga nanti, ketika gulir waktu mengajak pergi.

Tak kau temukan debu beterbangan di jalanan. Tak kau jumpai orang-orang menyapamu tanpa senyuman. Sepertimu, mereka memilih tak bertutur kata dan membisu. Menahan tubuh gerah menitik peluh, dan mencegah isi kepala meracik keluh. Di titik jenuh.

Aku tetap di sini. Sebelum aku pergi.

Kau harusnya mengerti. Kepergian bukan kehilangan abadi. Namun, penantian dalam pertikaian sepi.

Hingga nanti. Ketika kau ajukan satu tanya di antara doa dan airmata: Kapan turun hujan, Tuhan?

Curup, 30.11.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun