Malam telah tersesat.
Di bawah remang-remang lampu taman. Pelangi hadir tanpa menunggu hujan. Meredam suara-suara letih tertatih membuka tabir rahasia matahari. Merendam wajah-wajah lelah yang gundah hingga tetesan ampas segelas kopi.
Kelam malam menunda perjalanan masa lampau, terhenti mendaki anak-anak tangga menara risau.
Malam telah tersudut.
Di bawah pecahan buram temaram lampu kamar. Catatan-catatan mimpi terjebak pasrah dalam buku harian yang gusar. Suara-suara parau menyapa sengau dinding bisu yang membatu. Wajah-wajah hirau menyimpan nyeri kisah embun pagi yang kembali membeku.
Geram malam menunda perjalanan masa silam. Menata serpihan jiwa-jiwa yang meniti titian dendam.
Malamku tersesat.
Di bawah kegelapan sunyi yang tak mampu sembunyi. Bait-bait sepiku menjemput pagi
Curup, 23.11.2021
Zaldy Chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H