Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Malam Telah Tersesat

23 November 2021   04:14 Diperbarui: 25 November 2021   23:18 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam telah tersesat.
Di bawah remang-remang lampu taman. Pelangi hadir tanpa menunggu hujan. Meredam suara-suara letih tertatih membuka tabir rahasia matahari. Merendam wajah-wajah lelah yang gundah hingga tetesan ampas segelas kopi.

Kelam malam menunda perjalanan masa lampau, terhenti mendaki anak-anak tangga menara risau.

Malam telah tersudut.
Di bawah pecahan buram temaram lampu kamar. Catatan-catatan mimpi terjebak pasrah dalam buku harian yang gusar. Suara-suara parau menyapa sengau dinding bisu yang membatu. Wajah-wajah hirau menyimpan nyeri kisah embun pagi yang kembali membeku.

Geram malam menunda perjalanan masa silam. Menata serpihan jiwa-jiwa yang meniti titian dendam.

Malamku tersesat.
Di bawah kegelapan sunyi yang tak mampu sembunyi. Bait-bait sepiku menjemput pagi

Curup, 23.11.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun