Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Daur Waktu

13 November 2021   22:09 Diperbarui: 13 November 2021   22:26 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menatap matamu. Di sana, pernah kutitipkan setangkai mawar. Kemudian layu dirajah goresan waktu yang berdebu.

Aku mengingat segaris senyuman di lekuk bibirmu untukku. Di sana, pernah kulabuhkan risau kalbu. Kemudian menguap di titik persimpangan waktu yang disebut dulu.

Aku menatap gerai legam helai rambutmu. Di sana, pernah kujejakkan jemariku. Kemudian pudar oleh laju waktu yang terus melaju dan berlalu.

Aku mengingat setiap gerak dan lakumu. Di sana pernah kuarungi samudera rasa. Kemudian waktu menenggelamkan di kedalaman diam.

Hingga aku terlupa, waktu pun menyediakan kata tunggu. Dan aku tertipu.

Curup, 13.11.2021
Zaldy Chan

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun