Aku menatap matamu. Di sana, pernah kutitipkan setangkai mawar. Kemudian layu dirajah goresan waktu yang berdebu.
Aku mengingat segaris senyuman di lekuk bibirmu untukku. Di sana, pernah kulabuhkan risau kalbu. Kemudian menguap di titik persimpangan waktu yang disebut dulu.
Aku menatap gerai legam helai rambutmu. Di sana, pernah kujejakkan jemariku. Kemudian pudar oleh laju waktu yang terus melaju dan berlalu.
Aku mengingat setiap gerak dan lakumu. Di sana pernah kuarungi samudera rasa. Kemudian waktu menenggelamkan di kedalaman diam.
Hingga aku terlupa, waktu pun menyediakan kata tunggu. Dan aku tertipu.
Curup, 13.11.2021
Zaldy Chan
Foto oleh cottonbro dari Pexels
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H