Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ode di Simpang Tugu

10 November 2021   19:21 Diperbarui: 10 November 2021   19:46 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Telapak Tangan/Foto oleh Luis Dalvan dari Pexels

[Pukul Sepuluh di Simpang Tugu]

Seorang lelaki berdiri beku
Tangan kanan menggenggam bambu berujung lancip menatap langit
Satu jari tangan kiri menunjuk tubuh-tubuh rapuh yang terlatih meratapi rasa sakit

[Kendaraan beroda datang dan berhenti. Kendaraan beroda lalu lalang dan kembali]

Tubuh-tubuh rapuh tergesa berlari Menggendong ukulele, bertepuk tangan dan tercekik melantangkan bunyi:

Duduk sama rata, berdiri tanpa raja
Inilah kami yang selalu bersama
Suka dan duka kami lewati
Senyum dan canda kami lalui

**

[Pukul sebelas Di Simpang Tugu]

Tubuh-tubuh rapuh menunggu
Berharap waktu tak pernah melaju
Ukulele dipeluk dengan tangan berdebu
Mulut dikunci agar tetap membisu
Menatap ragu wajah-wajah ceria yang berlindung di bawah lelaki beku.

[Kendaraan beroda datang dan memutar arah. Kendaraan beroda lalu lalang untuk menjauh]

Wajah-wajah ceria mengepal tinju ke udara. Serentak berteriak menantang dipandu pengeras suara:

Wahai orang-orang yang terhornat
Jabatan tak pernah sampai kiamat
Jangan diam dan membisu
Kau pikir kami batu?

***

[Di Simpang Tugu]

Matahari perlahan beranjak sore
Tubuh-tubuh rapuh diam-diam memetik ukulele
Wajah-wajah ceria merapal sendu nada bermakna ode: Pahlawan bangsa

[Kendaraan beroda berlalu lalang tak ingin berhenti]

Di kejauhan
Kutatap lelaki yang berdiri beku
Terbesit satu bisikan gagu: Mereka mengenalmu?

Curup, 10.11.2021
Zaldy Chan

Catatan:
Duduk sama rata berdiri tanpa raja, lirik lagu yang dipopulerkan MaraFM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun