[Pukul Sepuluh di Simpang Tugu]
Seorang lelaki berdiri beku
Tangan kanan menggenggam bambu berujung lancip menatap langit
Satu jari tangan kiri menunjuk tubuh-tubuh rapuh yang terlatih meratapi rasa sakit
[Kendaraan beroda datang dan berhenti. Kendaraan beroda lalu lalang dan kembali]
Tubuh-tubuh rapuh tergesa berlari Menggendong ukulele, bertepuk tangan dan tercekik melantangkan bunyi:
Duduk sama rata, berdiri tanpa raja
Inilah kami yang selalu bersama
Suka dan duka kami lewati
Senyum dan canda kami lalui
**
[Pukul sebelas Di Simpang Tugu]
Tubuh-tubuh rapuh menunggu
Berharap waktu tak pernah melaju
Ukulele dipeluk dengan tangan berdebu
Mulut dikunci agar tetap membisu
Menatap ragu wajah-wajah ceria yang berlindung di bawah lelaki beku.
[Kendaraan beroda datang dan memutar arah. Kendaraan beroda lalu lalang untuk menjauh]
Wajah-wajah ceria mengepal tinju ke udara. Serentak berteriak menantang dipandu pengeras suara:
Wahai orang-orang yang terhornat
Jabatan tak pernah sampai kiamat
Jangan diam dan membisu
Kau pikir kami batu?
***
[Di Simpang Tugu]
Matahari perlahan beranjak sore
Tubuh-tubuh rapuh diam-diam memetik ukulele
Wajah-wajah ceria merapal sendu nada bermakna ode: Pahlawan bangsa
[Kendaraan beroda berlalu lalang tak ingin berhenti]
Di kejauhan
Kutatap lelaki yang berdiri beku
Terbesit satu bisikan gagu: Mereka mengenalmu?
Curup, 10.11.2021
Zaldy Chan
Catatan:
Duduk sama rata berdiri tanpa raja, lirik lagu yang dipopulerkan MaraFM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H