[Pukul Sepuluh di Simpang Tugu]
Seorang lelaki berdiri beku
Tangan kanan menggenggam bambu berujung lancip menatap langit
Satu jari tangan kiri menunjuk tubuh-tubuh rapuh yang terlatih meratapi rasa sakit
[Kendaraan beroda datang dan berhenti. Kendaraan beroda lalu lalang dan kembali]
Tubuh-tubuh rapuh tergesa berlari Menggendong ukulele, bertepuk tangan dan tercekik melantangkan bunyi:
Duduk sama rata, berdiri tanpa raja
Inilah kami yang selalu bersama
Suka dan duka kami lewati
Senyum dan canda kami lalui
**
[Pukul sebelas Di Simpang Tugu]
Tubuh-tubuh rapuh menunggu
Berharap waktu tak pernah melaju
Ukulele dipeluk dengan tangan berdebu
Mulut dikunci agar tetap membisu
Menatap ragu wajah-wajah ceria yang berlindung di bawah lelaki beku.
[Kendaraan beroda datang dan memutar arah. Kendaraan beroda lalu lalang untuk menjauh]
Wajah-wajah ceria mengepal tinju ke udara. Serentak berteriak menantang dipandu pengeras suara: