Di taman, Axl Rose duduk di bangku panjang berbahan kayu. Aku berselunjur di lantai, untuk menghormati tamu. Vokalis Guns N Roses itu tampak lebih tua, dari bias cahaya yang belum sempat ditinggalkan senja.
Berbekal dua kamus tebal Inggris-Indonesia, kami memulai percakapan dengan sedikit suara. Perlahan, dan pelan-pelan.
"Do you need some time on your own?"
Entah jawaban apa yang Axl inginkan! Tapi, aku memilih gelengkan kepala. Sisa hujan kemarin masih mengajakku menikmati kesendirian. Berbincang tentang diri, tentang ingin juga angan. Terkadang menarik surut ingatan dan kenangan. Kmudian membasuh dan membilasnya dengan harapan.
"Do you need some time all alone?"
Tentu saja aku harus menjawab "No!". Aku punya alasan! Bagaimana bisa hidup sendirian? Apa yang harus kulakukan? Terus, untuk apa tetap menjalani kehidupan? Atau, mungkinkah hidup saat ini sekadar menunggu jatah kematian? Hingga batasan waktu tiba. Tanpa aba-aba.
"Every body need some time on their own!"
Aku sepakat! Sepertiku, setiap orang mungkin saja di kepalanya, memiliki ruang tamu atau ruang tunggu. Terkadang, sesekali ruang-ruang itu perlu dibersihkan dari debu. Dan, tak bisa dilakukan jika tidak sendirian, apalagi jika sedang kedatangan tamu.
"Don't you know you need some time all alone?"
Aku tak ingin tahu, itu titipan pertanyaan dari siapa! Sedikit malu, kujawab singkat, "I Know!".