Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Ujung Aksara

20 Oktober 2021   12:58 Diperbarui: 20 Oktober 2021   15:40 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin berlari mengeja pagi. Mengabaikan tirai kabut dan butiran embun pagi. Menyelinap diam-diam di ruang sepi. Menata jejak diri dan meniti jerat hati. 

Tapi sia-sia! Kaki tak mampu menjauh dari gravitasi bumi.

Aku ingin merenangi telaga sunyi. Menjalin untaian partitur bunyi yang kerapkali tersembunyi. Merenungi kisi-kisi hari yang terlewati. 

Tapi sia-sia! Jiwa terhempas di antara barisan janji, bukti dan bakti.

Mungkin aku harus menanti jelaga senja. Ketika ritual alam menawarkan kesaksian fana. Saat langit memangku matahari yang lelah, berganti cahaya rembulan yang tak terjamah.

Atau, kembali berakhir sia-sia. Usai gumpalan rasa terjebak pasrah dalam genangan mata air mata.

Di ujung aksara. Tidak tiba-tiba. Kata-kata terjerembab airmata.

Curup, 20.10.2021
Zaldy Chan

Terima kasih dan hormatku untuk semua Teman-teman Kompasianers dan Admin Kompasiana
Ingatan: Akan kubalas di antara guliran masa. Tunggu saja. Ahaaay....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun