Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Sepatu

22 September 2021   09:50 Diperbarui: 25 September 2021   21:20 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa dijemur? Kan, hujan?"

Dulu, dua pertanyaan tanpa jawaban itu selalu meluncur dari mulutmu. Dan dulu, kau lebih memilih berlalu dari hadapku, daripada kembali mendengar jawaban yang membosankan.

"Menjemur itu di bawah matahari, kan? Matahari selalu ada. Hanya saja, saat ini sedang hujan!"

Jawabanku itu, sama membosankan dengan alasanku tentang sepatu baru.

Bahwa, harga sepatu seperti itu bernilai setengah dari gaji bulananku. Padahal hanya untuk menutupi kaki. Kau pasti tahu, aku lebih memilih uang gajian digunakan untuk bertahan, menjalani hari demi hari, daripada sekadar membeli alas kaki.

Bagiku, sepatu menjadi sumber keanehan yang seringkali terjadi. Kukira kau mengerti, walau sempat tertawa geli.

Seorang teman, menjadikan sepatu bukan sebagai alas kaki, tapi koleksi. Ketika ada sepatu model terbaru, akan berusaha keras untuk membeli. Jika perlu, berhutang sambil menghitung jarak tanggal menerima gaji.

Sesekali, memang dipakai untuk menghadiri sebuah resepsi. Selebihnya, menghabiskan hari yang sepi di dalam lemari.

Tanpa disadari, tak semua orang sepakat, jika sepatu itu berfungsi sebagai alas dan pelindung kaki. Kadangkala, sepatu berposisi lebih tinggi. Contoh nyata, terpampang terang benderang di toko sepatu. Barisan sepatu terpajang melebihi kepala. Semakin bergaya, semakin tinggi harga. Dan, letak sepatu itu semakin tinggi dari kepala.

"Jejangan melebihi isi kepala!"

Saat itu, kau tertawa dan berusaha keras menutup mulut sambil memejamkan mata. Bagimu, itu mungkin sekadar cerita. Sesungguhnya itu caraku menyampaikan padamu. Sepatuku itu lebih berharga. Dan, semakin istimewa. Karena pemberianmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun