"Amiin!" Segaris senyuman menutup doa.
Barisan pinta yang berulang. Sejak dulu, hari kemarin, mungkin untuk esok yang menjelang. Sesekali tertuju pada sisa ingatan. Kenangan.
"Makanlah!" Separuh hati ajukan pinta.
Piring yang sama. Sendok yang sama. Cangkir, air, sajian menu yang sama. Juga rasa yang sama. Hanya pergantian nama-nama hari sebagai pembeda. Bukan suasana.
"Makan?" Ajakan berulang serupa gema.
Laju waktu menyapa tangan-tangan kaku. Tak mampu membujuk wajah yang terpaku beku. Tak kuasa menghalangi tatapan mata hampa. Tanpa suara.
"Tidurlah!" Bisu lenyap tiba-tiba.
Derit bangku merajah lantai. Prosesi syukur telah usai. Derap langkah tergesa menjauh pergi. Meja makan adalah tempat merajut sepi. Bukan mimpi.
Aku menjentik tiga kali. Berharap jemari memadamkan mimpi.
Curup, 23.08.2021
Zaldy Chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H